KKB Makin Brutal, Ambulans Bawa Ibu Hamil Ditembaki

Sabtu, 28 Oktober 2017 – 05:38 WIB
Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar ketika menyalami anggota Brimob asal NTT dan Maluku Utara yang diturunkan ke Tolikara, Senin (23/10) kemarin. Foto: Denny/Cendrawasih Pos/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua terus berulah. Mereka sudah berulang kali penembakan terhadap petugas, hingga satu anggota Brimob meninggal dan tujuh polisi luka-luka.

Kekejian berlanjut, Selasa lalu (24/10) sebuah ambulans yang sedang membawa ibu hamil ditembaki hingga wanita hamil di dalamnya terluka.

BACA JUGA: Dalam 2 Hari, 7 Polisi Kena Tembak di Tembagapura, 1 Tewas

Sesuai keterangan resmi Polda Papua, kemarin (27/10) kembali terjadi aksi dari KKB. Kali ini tenda milik masyarakat dibakar di area Utikini Lama, Distrik Tembagapura, Mimika.

Setelahnya, sepuluh orang KKB itu meminta makan pada pemilik sebuah kios yang lokasinya berdekatan.

BACA JUGA: Sinyal sang Jenderal Bakal Melepas Statusnya sebagai Polisi

Setelah itu, mereka meninggalkan lokasi diakhiri menembakkan senjata ke arah atas sebanyak sepuluh kali. Dari sepuluh orang itu, delapan diantaranya diketahui menenteng senjata laras panjang.

Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar menjelaskan, memang intensitas penembakan di Papua yang dilakukan KKB ini meningkat dalam beberapa minggu ini.

BACA JUGA: 66 Ribu Personel Dikerahkan, Tiap TPS Dijaga 4 Petugas

Setelah petugas yang disasar, masyarakat juga menjadi sasaran. ”Yang sangat saya sayangkan adalah menembak ambulans yang sedang membawa ibu yang akan melahirkan,” tegasnya pada Jawa Pos.

Dari informasi yang digali selama ini, kemungkinan besar peningkatan intensitas kekerasan bersenjata itu bermotif ekonomi.

Dia menjelaskan, bisa dibilang kejadian ini musiman di Papua. ”Ini musiman di sana, ada yang ingin bagian-bagian tertentu,” tuturnya.

Menurutnya, KKB itu menjadi pengutip untuk tambang-tambang ilegal di Papua. Mereka mengambil untung dari semua kegiatan ilegal tersebut. ”Ya, mereka seperti itu,” ujarnya.

Menurutnya, penembakan biasanya meningkat bila para KKB itu kehabisan logistik dan makanan. Sehingga, dengan kekerasan yang dilakukan diharapkan ada logistik yang bisa didapatkan. ”Baik dari memeras dan sebagainya,” terangnya.

Lalu, apakah ada penyelesaikan selain dengan penegakan hukum? Dia mengatakan bahwa tidak ada opsi selain penegakan hukum. Polda Papua memastikan mereka semua dikejar dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. ”Saat ini sedang kami kejar terus,” tuturnya.

Dia menegaskan, tidak boleh ada kelompok manapun yang menggunakan kekerasan bersenjata dan dibiarkan bebas. ”Kami kerahkan Brimob untuk bisa membekuk mereka,” terang jenderal berbintang dua tersebut.

Hingga saat ini, jumlah KKB di Papua mencapai kisaran 15 hingga 20 kelompok. ”Kami berupaya agar kejadian yang sama tidak terjadi kembali. KKB ini harus ditangani,” papar mantan Kadivhumas tersebut. (idr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Ikut Tamasya Almaidah? Baca Dulu Maklumat Polri Ini


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler