KKB Tutup Akses 2 Desa dengan Membuat Lubang di Jalan

Selasa, 14 November 2017 – 08:48 WIB
Desa Kimbely (lingkaran kuning) dan Kampung Banti (lingkaran biru). Foto: GOOGLE EARTH

jpnn.com, JAKARTA - Satgas TNI-Polri masih melakukan langkah-langkah persuasif dalam mengatasi ulah kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang mengisolasi Desa Kimbely dan Batin, Distrik Tembagapura, Papua.

Hingga hari kelima isolasi kemarin (13/11), Polri belum juga bisa berdialog dengan KKB yang dipimpin Sabinus Waker itu. Entah apa yang diinginkan KKB dengan mengisolasi kedua desa tersebut.

BACA JUGA: Disandera KKB Papua, Ibu Hamil Harus Keluar Kampung Sendiri

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, langkah persuasif dengan berdialog itu membutuhkan dua arah, tidak bisa hanya satu arah.

Polri sudah berupaya menjalin komunikasi dengan KKB apa yang sebenarnya mereka inginkan. ”Kalau sudah bisa berkomunikasi, nanti kita cocokkan jalan tengahnya. KKB inginnya bagaimana dan Polri inginnya seperti apa,” jelasnya di kantor Divhumas kemarin.

BACA JUGA: Kelompok Separatis Beraksi, Kemdagri Kirim Tim ke Papua

Namun, upaya berkomunikasi belum juga direspons KKB. Karena itu, sampai sekarang belum diketahui apa keinginan KKB dengan mengisolasi kedua desa tersebut.

”Sampai sekarang yang diinginkan bagaimana juga tidak diketahui. Tidak ada tuntutan sama sekali,” tuturnya.

BACA JUGA: Diisolasi KKB, Warga 2 Desa Terancam Kelaparan

Polri memang tidak memiliki target waktu dalam langkah persuasif tersebut. Setyo menjelaskan, Polri akan menunggu hingga bisa berkomunikasi.

”Kami utamakan langkah persuasif dulu, belum yang lainnya,” jelas jenderal berbintang dua tersebut. Bahkan, Polri telah berupaya mendatangi kedua desa.

Namun, akses jalan yang telah diadang dengan membuat lubang dan menutupi jalanan begitu menghambat. ”Satgas tidak bisa menjangkau kedua desa itu, jalan dilubangi gak bisa lewat,” ujarnya.

Jalur udara juga dipertimbangkan, namun kedua desa tidak memiliki landasan. Sehingga, opsi tersebut sangat tidak memungkinkan. ”Apalagi daerahnya pegunungan, kabutnya tebal,” papar mantan Wakabaintelkam.

Sementara itu, Direktur Pusat Studi dan Pendidikan HAM Uhamka Maneger Nasution menjelaskan, langkah persuasif yang dipilih Polri dan TNI cukup tepat.

Sehingga, bisa meminimalkan jatuhnya korban warga sipil. ”Jangan sampai ada korban jiwa,” jelasnya. Menurut dia, penggunaan kekuatan militer sebaiknya menjadi opsi terakhir.

”Itu pun harus sangat terukur, jangan sampai ada kesalahan yang bisa membuat masalah lain timbul. Jangan sampai ada korban,” terangnya.

Yang pasti, Presiden Jokowi diharapkan menyediakan waktu yang banyak dalam merancang solusi yang komprehensif untuk Papua.

Jangan sampai masalah berlarut-larut atau pun timbul tenggelam. ”Harus benar-benar selesai, jangan sampai muncul kembali,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Mimika AKBP Victor D. Mackbon mengatakan, situasi Tembagapura saat ini, khususnya area operasional PT Freeport Indonesia (PTFI) masih kondusif.

“Tapi yang terdampak adalah masyarakat di dua desa masih terlokalisasi. Tapi aktivitas masyarakat di dua desa itu jalan seperti biasa,” kata Kapolres kemarin.

Dia menjelaskan, bantuan logistik berupa sembako dari Pemda Mimika telah didistribusikan sejak Sabtu (11/11) dan terus berjalan.

“Kita harapkan dari pihak KKB tidak membatasi aktivitas masyarakat, karena yang terpenting adalah masalah kesehatan dan juga jalur distribusi logistik,”ungkapnya.

Selain itu, berdasar informasi ada dua alat berat yang diduga dirampas KKB di seputaran perkampungan Banti.

“Dua excavator dan kemungkinan ada karyawan Freeport yang tertinggal di dalam sedang melakukan proses pembangunan di tiga desa yang menjadi proyek PT Freeport,” kata Victor. (idr/tns/JPG/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurang Ajar! KKB Berondong Mobil Satgas Amole


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler