KKSB Terus Tebar Teror, tak Peduli Papua Sedang Berduka

Jumat, 22 Maret 2019 – 05:22 WIB
Salah seorang anggota Brimob yang menjadi korban penembakan di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga saat mendapat perawatan medis di RSUD Timika, Rabu (20/3). Foto: Istimewa / Cepos

jpnn.com, JAYAPURA - Tiga anggota Brimob mengalami terluka setelah terlibat baku tembak dengan kelompok kriminal separatis bersenjata alias KKSB, Rabu (20/3). Satu diantaranya meninggal dunia yakni Bharada Aldi.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi prasetyo mengatakan, seorang prajurit terbaik Polri gugur dalam tugasnya di Papua. Dengan keberanian dari Bharada Aldi, Polri otomatis memberikan penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi. ”Ini tidak memupuskan semangat kami,” tuturnya.

BACA JUGA: Brimob yang Gugur Ditembak KKSB Baru Lulus Tamtama 2018

Untuk dua anggota lain yang tertembak, yakni Ipda Arif Rahman dan Bharada Rapi. Arif mengalami luka tembak di bagian bahu kiri dan Rapi luka tembak bagian dada. ”Keduanya sedang dirawat,” ujarnya.

Dia tidak menjelaskan kronologi penembakan itu dengan detil. Menurutnya, terjadi kontak tembak antara anggota Polri dengan kelompok bersenjata tersebut. ”Kami berupaya melindungi masyarakat Papua,” jelasnya.

BACA JUGA: Baku Tembak dengan KKSB, Satu Personel Brimob Gugur

Menurut Kadivhumas Polri Irjen Muhammad Iqbal, seorang anggota Brimob yang gugur setelah baku tembak dengan KKSB di Nduga kemarin langsung dievakuasi. Sedangkan dua anggota Brimob lain yang terluka akiba peluru senjata api masih dirawat secara intensif di rumah sakit.

”Dan tentu ada pelayanan yang maksimal kepada korban,” terang pria yang biasa dipanggil Iqbal tersebut di kantor Kemenko Polhukam, Rabu.

BACA JUGA: Separatis Papua Berulah Lagi, Fadli Dorong Pelibatan TNI

Jenderal bintang dua Polri itu mengakui, Papua memang wilayah rawan. Sehingga dalam operasi yang dilaksanakan di sana, mereka juga mendapat bantuan TNI.

Saat dimintai keterangan terkait penembakan yang kembali terjadi, Menko Polhukam Wiranto hanya menyampaikan bahwa aksi kelompok separatis di Papua tidak terkait dengan agenda tertentu. Termasuk di antaranya pemilu. ”Nggak ada pemilu juga penembakan ada,” ujarnya.

Wiranto menyatakan bahwa itu terjadi lantaran yang beraksi menebar teror adalah gerombolan KKSB. Dia memastikan, negara melalui TNI dan Polri sudah hadir di sana. ”Biar saja nanti diatasi aparat keamanan,” terangnya.

Penembakan berujung baku tembak yang mengakibatkan dua orang polisi meninggal dunia disesalkan oleh Kodam XVII/Cendrawasih. Sebab, aksi itu dilakukan oleh KKSB ketika masyarakat tengah berduka.

Belum lama, di Jayapura terjadi banjir dan longsor yang merenggut banyak nyawa. Sampai kemarin, pemerintah bersama aparat dan masyarakat masih bahu-membahu menanggulangi musibah itu. Kapendam XVII/Cenrdawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menyampaikan, aksi KKSB di Nduga kemarin semakin menunjukan bahwa kelompok tersebut sama sekali tidak peduli kepada masyarakat. Sebab, mereka terus menebar teror tanpa aturan.

Menyikapi insiden tersebut, Aidi menegaskan, sebagai instansi yang ditunjuk membantu Polri di Nduga, mereka bakal terus mengejar KKSB. Meski tidak mudah lantaran jumlah personel yang ada terbatas, dia memastikan tugas tersebut bakal terus dilakukan.

BACA JUGA: Brimob yang Gugur Ditembak KKSB Baru Lulus Tamtama 2018

Perwira menengah TNI AD itu memastikan pasukan TNI yang sudah dikirim ke sana tidak ditarik meski ada bencana di Jayapura. ”Kami tetap akan melakukan pengejaran,” imbuhnya.

Aidi juga tegas menyampaikan bahwa penindakan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap KKSB tidak berubah. Dalam hal ini, TNI membantu Polri melaksanakan penegakan hukum.

Selain itu, Aidi juga menyebutkan bahwa gangguan yang dilakukan oleh KKSB tidak akan membuat pemerintah dan aparat keamanan di sana mundur. ”Pembangunan jalan tetap kami lakukan,” kata dia menegaskan.

Keterangan tersebut sekaligus memastikan bahwa TNI dan Polri sudah membagi personel yang diberi tugas penanggulangan bencana, pengejaran KKSB, serta pengamanan pembangunan jalan Trans Papua.

BACA JUGA: TNI Kuasai Seluruh Wilayah Nduga, KKSB Semakin Terdesak

”Fokus, masing-masing tugas,” imbuhnya. Dia optimistis kerja sama yang dilakukan bersama Polri, pemerintah, dan masyarakat setempat akan berbuah hasil yang baik untuk masyarakat. (idr/syn)

Ulah KKSB

November 2017

KKSB menyandera 1.300 warga desa di dua kampung, Kimbali dan Banti. TNI dan Polri akhirnya berhasil membebaskan warga setelah beberapa hari penyanderaan.

22 Oktober 2018

KKSB menyandera 15 guru dan tenaga medis. Salah satunya diperkosa.

4 Desember 2018

31 pekerja proyek pembangunan jembatan dibunuh.

7 Maret 2019

Terjadi baku tembak antara TNI dengan KKSB di Distrik Mugi, Nduga. Tiga personel TNI gugur dan puluhan anggota KKSB tewas.

20 Maret 2019

Tiga anggota Polri tertembak dalam baku tembak di Nduga. Satu personel meninggal.

Diolah dari pemberitaan Jawa Pos

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menhan: KKSB Itu Kelompok Separatis, Harus TNI yang Menghadapi


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler