Klaim Avtur Mendominasi Harga Tiket Pesawat Patut Diragukan, Ini Sebabnya

Kamis, 14 Februari 2019 – 17:17 WIB
Ilustrasi pengisian avtur. FOTO : JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Dradjad H Wobowo meragukan klaim bahwa biaya avtur menjadi komponen paling dominan dalam penentuan harga tiket pesawat. Menurutnya, biaya avtur hanya komponen kecil dalam penentuan tarif.

“Saya sebenarnya agak bingung dengan klaim bahwa biaya avtur itu bisa 40-45 persen atau 24 persen dari harga tiket. Karena kalau memakai data pembanding, angkanya jauh lebih kecil,” ujar Dradjad melalui layanan pesan ke JPNN, Kamis (14/2).

BACA JUGA: Pemerintah Disarankan Izinkan Kompetitor Pertamina Jual Avtur

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, PPN Penjualan Avtur Berpeluang Dihapus

Peneliti senior di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) itu lantas menyodorkan hasil kajian Wendover Productions (WP) tentang hitung-hitungan harga tiket pesawat. Hasil kajian itu sudah dipublikasikan media terkemuka Inggris Daily Telegraph pada 23 Mei 2016.

BACA JUGA: Di Hari Kasih Sayang, Garuda Indonesia Group Turunkan Tarif Tiket Pesawat

“Ternyata menurut mereka, biaya fuel (bahan bakar, red) hanya USD 2,5 per penumpang dari biaya sebesar USD 70 per penumpang, untuk harga tiket rata-rata USD 80. Jadi porsi biaya bahan bakar hanya 3,6 persen,” tuturnya.

BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, PPN Penjualan Avtur Berpeluang Dihapus

Menurut Dradjad, temuan itu memang berbeda jauh jika dibandingkan angka yang disodorkan pemerintah Indonesia ataupun Indonesia National Air Carrier Association (INACA). Sebelumnya Ketua Umum INACA IGN Ashkara Danadiputra menyebut komponen biaya avtur mencapai sekitar 40 persen dari harga tiket.

Adapun hitungan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan lebih rendah lagi. Komponen avtur pada tiket pesawat sebesar 24 persen.

Walakin, Dradjad meyakini angka itu masih terlalu besar. Apalagi ada disparitas antara hitungan pemerintah dan INACA. Berita terkait: KPPU Selidiki Dugaan Kartel Harga Tiket Pesawat

“Dengan hitungan yang njomplang seperti itu, saya jadi menyangsikan klaim pemerintah dan INACA. Mungkin memang tidak sekecil hitungan Wendover Productions, tetapi yang jelas angka 24 persen patut diragukan,” ulasnya.

Karena itu Dradjad menegaskan, justru aneh jika avtur dijadikan solusi menurunkan harga tiket pesawat yg memang sangat mahal. Sebab, ada komponen lain yang bisa dikurangi untuk memangkas harga tiket.

"Jika mau harga turun, ya kurangi pos-pos seperti biaya airport termasuk landing fee, berbagai pungutan, beban pengadaan pesawat, dan pos lainnya,” cetusnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Tiket Pesawat Mahal, Malas Pergi Liburan


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler