jpnn.com, YOGYAKARTA - Mengamati tren pariwisata masa kini, minat wisatawan tidak lagi hanya tertuju pada wisata umum (mass-produced holiday.
Perlahan tapi pasti tren wisata beralih pada wisata alam/ekowisata (adventure holiday).
BACA JUGA: KLHK Kembangkan Formula Pengukuran Kualitas Air Sungai
Tentunya hal ini bisa dimanfaatkan sebagai ajang edukasi kepada wisatawan, tentang pentingnya perlindungan dan penghargaan terhadap alam, serta budaya Indonesia.
Oleh karena itulah, KLHK menyelenggarakan Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam (FTN TWA) setiap tahunnya.
BACA JUGA: KBRI Tokyo Gelar Seminar Kebijakan Kehutanan Indonesia
Ini untuk mempromosikan TN dan TWA sebagai lokasi wisata alam yang tidak kalah menarik dengan lokasi wisata pada umumnya, sekaligus mengajak wisatawan untuk turut menjaga kawasan konservasi.
"Wisata alam adalah wisata minat khusus, wisata tidak merusak alam. Melalui FTN TWA ini, diharapkan masyarakat bisa lebih mengenal TN dan TWA di Indonesia, dan tertarik untuk memanfaatkannya sebagai sarana wisata yang penuh nilai-nilai positif, sekaligus berperanserta dalam melestarikan, dan menjaganya dengan aktifitas-aktifitas konservasi pada saat berwisata", tutur Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, saat pembukaan FTN TWA di Yogyakarta (06/07).
BACA JUGA: KLHK Luncurkan Tiga Peta Tematik Indonesia Tahun 2018
Pada kesempatan ini, KLHK juga meluncurkan produk layanan wisata alam di kawasan konservasi, yaitu aplikasi android “Wisata Alam Indonesia”, jingle “Ayo Ke Taman Nasional” serta aplikasi tiket elektronik wisata konservasi.
"Informasi Taman Nasional seluruh Indonesia ada di ujung jari, karena sudah ada aplikasi Wisata Alam Indonesia yang bisa diakses melalui gawai", lanjut Wiratno dengan bangga.
Sementara itu, mewakili Gubernur DI Yogyakarta, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi DI Yogyakarta, Tri Mulyono, menyambut baik penyelenggaran FTN TWA ini.
Tri mengatakan pengelolaan sumber daya alam yang baik, akan mendukung kesinambungan pembangunan saat ini dan yang akan datang.
"Keberlanjutan menjadi sangat penting, dan mengacu kepada aturan konservasi sumber daya alam. FTN TWA sangat strategis dalam mempromosikan kekayaan sumber daya alam Indonesia kepada masyarakat dan pelaku usaha, serta menjadi sarana untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam, dalam rangka mensejahterakan masyarakat, khususnya yang berada di sekitar kawasan hutan," jelas Tri.
FTN TWA Indonesia 2018 berlangsung dari tanggal 6 s/d 8 Juli 2018 di di Pelataran Siwa Mandala Candi Prambanan Yogyakarta.
Festival ini diikuti oleh 35 Taman Nasional dan 12 Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam di seluruh Indonesia, Dinas Pariwisata, Pemegang Izin Usaha Sarana Wisata Alam, LSM pemerhati hutan dan lingkungan, biro perjalanan wisata, serta komunitas peduli lingkungan.
Selain pameran potensi TN dan TWA, agenda FTN TWA juga dimeriahkan dengan Festival Film Pendek TN dan TWA, Festival Fotografi TN dan TWA, Gelar Potensi Peluang Investasi, dan Temu Bisnis TN dan TWA, Festival Budaya.
Kemudian National Park Travel Fair, kunjungan ke TN dan TWA, Marathon Mountain Bike, pameran produk kerajinan tangan rakyat/industri kecil, serta pameran perlengkapan traveling dan outing.
Bersamaan dengan pembukaan FTN TWA ini, juga diumumkan juara lomba Video Pendek Konservasi Sumber Daya Alam yang diikuti oleh UPT Ditjen KSDAE.
Pemenang lomba video tersebut secara berurutan dari juara pertama hingga ketiga yaitu diraih Balai Besar TN Teluk Cendrawasih, Balai TN Gunung Ciremai,
Balai TN Manupeu Tanadaru Laiwangi Wanggameti, serta juara harapan pertama dan kedua, diraih Balai TN Kayan Mentarang, dan Balai KSDA Sulawesi Utara (TWA Batu Putih). (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beri Hak Kelola Hutan ke Masyarakat, KLHK Diapresiasi MPR
Redaktur & Reporter : Natalia