Pasien Australia yang sebelumnya menderita gangguan saraf, kini, menemukan bantuan melalui sebuah klinik baru di Brisbane.

Ahli saraf, Dr Alex Lehn, mendirikan klinik Gangguan Saraf Fungsional di Rumah Sakit Mater Brisbane, untuk mereka yang didiagnosa dengan penyakit saraf.

BACA JUGA: Australia dan Indonesia Akan Mulai Kesepakatan Dagang Baru Tahun 2017

Di klinik itu, ahli saraf, ahli fisioterapi dan spesialis lainnya bekerja dengan pasien untuk memperbaiki apa yang disebut sebagai "kelainan" dalam sistem perangkat lunak otak mereka.

Dr Alex mengatakan, Gangguan Saraf Fungsional (FND) adalah sekelompok gangguan tapi tak ada penyebab organik yang bisa ditemukan.

BACA JUGA: Nenek Ini Rela Diadili Demi Dukung Legalisasi Ganja Obat

"Pemindaian otak untuk pasien ini adalah normal, tes darah normal dan semua tes lainnya juga normal. Seringkali pada akhirnya, mereka diberitahu bahwa hal itu semuanya hanya ada di kepala mereka,” jelasnya.

Ia menyambung, "Gejala tersebut sangat nyata dan sangat melumpuhkan dan yang paling penting mereka berpotensi bisa diobati."

BACA JUGA: Pelajaran Bahasa Inggris : Beberapa Frasa Terkait Pakaian

Dr Alex mengatakan, pasien mengalami sejumlah gejala termasuk tremor, tak mampu menggerakkan lengan atau kaki, dan kejang.

Pengobatan melibatkan pelatihan ulang otak untuk mempelajari kembali gerakan dasar.

"Dunia medis kita didorong ke arah tes dan teknologi dan tes darah untuk menunjukkan segala sesuatunya. Dan itu tak terjadi pada gangguan fungsional,” tutur Dr Alex.

Ia menerangkan, "Kami benar-benar kembali ke keterampilan lama yakni mampu merekam sejarah dan mampu memeriksa pasien dan mampu mempercayai temuan pemeriksaan Anda."

"Sekitar 20-23% dari orang-orang yang menjalani rawat jalan neurologi memiliki FND. Ini adalah alasan paling umum kedua mengapa orang mencari bantuan, setelah sakit kepala," tambahnya.

Gejala disebut menyerupai ayunan golf

Britney Smithers, 16 tahun, didiagnosa dengan Dystonia Fungsional setelah bertahun-tahun sakit karena mematahkan beberapa tulang ketika ia salah lompat dari dinding.

Meskipun tulangnya sembuh, ia masih kesakitan, hampir tak bisa berjalan dan menghadapi kenyataan hidup di kursi roda.

"Saya menjalani pemindaian MRI, tes darah, X-ray dan mereka benar-benar tak menemukan apa-apa. Banyak orang mengatakan, itu semua hanya di kepala saya sehingga semua gejala dan semuanya tak benar-benar nyata," tutur Britney.

Ia mengatakan, kondisinya digambarkan seperti ayunan golf.

"Permainan yang baik menjadi hambar setelah ayunan yang buruk, tetapi Anda terus berusaha untuk memperbaikinya dengan berfokus pada ayunan yang buruk," sebutnya.

"Sayangnya permainan Anda hanya akan lebih buruk. Itulah apa yang terjadi kepada saya dan punggung saya,” tambahnya.

Britney mengatakan, "Setiap kali saya mencoba untuk memperbaikinya, itu hanya akan membuatnya semakin buruk."

Tapi setelah diagnosanya keluar, Britney memulai perawatan intensif di klinik dan kondisinya telah membaik.

"Sekarang saya punya banyak rencana," ujarnya.

Dr Alex mengatakan, sekitar 70% dari pasien dengan FND mampu diobati dengan hasil jangka panjang yang baik.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penerima Nobel Kedokteran Australia Dorong Indonesia Tambah Pusat Penelitian Ilmiah

Berita Terkait