Australia dan Indonesia telah sepakat untuk berencana melakukan perjanjian perdagangan bilateral dalam waktu 18 bulan ke depan.
Setelah hampir empat tahun mengalami perundingan yang jalan di tempat, para Menteri Perdagangan kedua negara, yakni Steven Ciobo dan Thomas Lembong, secara resmi "mengaktifkan kembali" negosiasi dalam pertemuan di Canberra.
BACA JUGA: Nenek Ini Rela Diadili Demi Dukung Legalisasi Ganja Obat
"Kami ingin memastikan ada beberapa hasil awal yang mampu kami amankan dalam jangka pendek dengan maksud untuk mengamankan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) di sekitaran 12 sampai 18 bulan ke depan," Menteri Steven.
Australia dan Indonesia akan berusaha untuk mencapai "hasil awal" dalam bidang pendidikan, hortikultura, desain, pertanian, pengolahan makanan dan layanan profesional serta keuangan.
BACA JUGA: Pelajaran Bahasa Inggris : Beberapa Frasa Terkait Pakaian
Tapi, menimbang hambatan dalam negosiasi terakhir, Menteri Perdagangan Indonesia meninggalkan pembicaraan soal ternak yang terkenal alot, secara terang-terangan.
"Mungkin, kadang-kadang, kami perlu melewatkan isu-isu yang paling diperdebatkan dan bekerja pada area yang lebih mudah disepakati bersama," utaranya.
BACA JUGA: Penerima Nobel Kedokteran Australia Dorong Indonesia Tambah Pusat Penelitian Ilmiah
"Secara pribadi prioritas saya adalah untuk mencoba memperluas dialog sehingga kami tak terjebak pada isu-isu lama yang dipertentangkan –tentu saja tanpa meremehkan perdagangan ternak itu sendiri," akunya.
Indonesia masih menjadi mitra dagang terbesar ke-12 Australia, tapi Menteri Steven mengatakan, hubungan ekonomi kedua negara telah "matang" dan "seharusnya lebih tinggi".
Tom Lembong menyoroti "chef selebriti" dan fesyen sebagai bidang yang bisa dikembangkan Australia dengan negara tetangganya yang berpenduduk 230 juta ini.
"Kami sudah punya chef selebriti yang berasal dari Australia. Saya membahasnya dalam diskusi hari ini, itu bukannya tak bernilai bagi Indonesia, yang dulu disebut kepulauan rempah-rempah -apakah ini akan menjadi kontributor PDB yang besar?, ujarnya.
Tom Lembong menyambung, "Mungkin tidak. Tapi itu bisa menjadi kabar baik bagi keseluruhan suasana yang melingkupi diskusi perdagangan kami."
Negosiator perdagangan akan memulai pembicaraan mereka pada bulan Mei.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seperti Inilah Warga Difabel di Australia Tetap Bisa Mendapat Pekerjaan