JAKARTA - Koalisi LSM di bidang penegakan HAM ramai-ramai mengkritik Panglima TNI Jenderal Djoko SantosoDjoko dianggap terlalu mudah menyatakan kasus HAM oleh TNI sudah selesai sehingga pihak AS bersedia memberi bantuan
BACA JUGA: SBY Beber Video Porno di Acara MUI
Padahal, menurut koalisi, banyak pelaku yang belum dihukumLSM itu tersebut antara lain Kontras, LBH Jakarta, Imparsial, IKohi, INFID dan JSKK menggelar jumpa pers di kantor Kontras, Sabtu (26/7)
BACA JUGA: KPK Pertimbangkan Pinjamkan Barang Sitaan
"Pernyataan panglima TNI sangat melukai hati korban kejahatan kemanusiaan oleh oknum TNI," ujar Kepala Divisi Pemantauan impunitas dan pemenuhan Hak korban Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Yati Andriyani.Yati menjelaskan ada beberapa alasan mengapa kasus HAM Kopassus tidak bisa tutup buku dengan begitu saja
Kedua, jika dikatakan kasus hukumnya selesai, Yati mempertanyakan, kenapa Danjen Kopassus Mayjen TNI Lodewijk F
BACA JUGA: Pertemuan Pelamar-Panitia Seleksi Diminimalkan
Paulus mencopot Kolonel Hartomo dari jabatan Komandan (Dan) Group I dan juga Letkol Untung Budiharto dari jabatan Asren Danjen Kopassus pada Maret 2010 lalu"Itu secara langsung mereka mengakui bahwa belum selesai," katanyaDua orang itu menurut Yati, tersangkut kasus pelanggaran ham di Papua dan kejadian penculikan 1997-1998"Kita menunggu kejujuran dari panglima TNI," katanya.
Alasan ketiga, masih kata Yati, pengakuan Menteri Pertahanan AS bahwa reformasi TNI berjalan positif tetap diikuti dengan syarat agar mereka yang masih aktif di Kopasssus dicopot bahkan diajukan ke pengadilan umum"Jadi, sebenarnya itu masih ada syaratnya tapi belum dipenuhi oleh TNI," katanya
Kebijakan pemerintah AS membuka hubungan kerja sama dengan militer Indonesia bukan sumber hukum yang bisa menutup kasus-kasus masa lalu Kopassus."Keluarga korban besok (hari ini) akan menemui langsung Duta besar AS," kata Yati
Secara terpisah, anggota Komisi I DPR yang membidangi Pertahanan dan Hubungan Luar Negeri, Mahfudz Sidik, berharap, Indonesia jangan sampai didikte oleh AS terkait dibukanya kerjasama militer"Indonesia harus tetap teguh dalam konsep pertahanan nasionalnya sendiriKerjasama itu harus saling menguntungkan dua pihak dan tidak hanya untuk Amerika saja," katanya.(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Siap-siap Tolak Calon Kapolri Tunggal
Redaktur : Tim Redaksi