"Tujuannya hanya untuk menghalang-halangi Prabowo jadi capres, baik dari PDI Perjuangan maupun 'bola muntah' dari mitra kongsi Demokrat," kata pengamat politik dari LSI, Burhanuddin Muhtadi MA saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema "Menakar Kontestasi SBY-Hatta, Prabowo-Rizal Ramli dan JK-Wiranto" di salah satu Restoran, Jl Kebon Sirih Jakarta Pusat, Minggu (10/5).
Menurut Burhanuddin Muhtadi, andaipun terjadi koalisi anatara PD dan PDI Perjuangan, format perhitungan mereka tidak untuk memasangkan SBY-Megawati
BACA JUGA: JK-Win Dinilai tak Mampu Imbangi Keperkasaan SBY
Akan tetapi, beber dia, bisa saja ada deal politik lain dengan cara Megawati ngotot cadi capres dan tidak menyerahkan posisi capres ke Prabowo"PDI Pejuangan bisa saja ngotot berusaha mencapreskan Mega
BACA JUGA: PDIP-PD Selingkuh, Tak Perlu Pilpres
Kepada publik mereka begitu kokoh, namun karena Gerindra tidak mau jadi wakil presidenBACA JUGA: Demokrat Raup 148 Kursi, Golkar 108 Kursi
Alasannya, apadaya tak cukup suara sehingga Mega tidak bisa maju jadi capresHasilnya, SBY dengan mudah mengalahkan JK-WirantoNanti, kader PDI Perjuangan ditawari masuk kabinet dengan porsi tertentu," terang Burhanuddin Muhtadi dengan panjang lebar.Burhanuddin Muhtadi menambahkan opsi politik itu bukan tidak mungkin terjadi lantaran jika PDI Perjuangan tetap mencalonkan Megawati dalam Pilpres dipastikan akan tetap kalah"PDI Perjuangan saya kira akan lebih realistisRealistis kan sama dengan fragmatisMeskipun, masyarakat banyak berharap ada kelompok yang bisa membuat pilpres bisa lebih menarikMisalnya, Megawati cukup menjadi the queen maker dan menyerahkan ke calon lain seperti Prabowo - Rizal Ramli untuk menandingi SBY dalam pilpres," pungkasnya.(fuz/gus/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Bisa Masuk KPU, Bawaslu Ngamuk
Redaktur : Tim Redaksi