BACA JUGA: Gubernur Makelar Kursi Senat Obama Dipecat
Sementara korban tewas tercatat sekitar 3.161 jiwaBACA JUGA: Soal Iran, Obama Tak Beda dengan Bush
Sejumlah pakar kesehatan yakin jumlah kasus di lapangan lebih besar daripada data yang terekam WHO tersebut
BACA JUGA: 1,5 Juta Demonstran Kecam Sarkozy
Sebagian besar justru tetap berada di rumah dan pasrah hingga menjemput''Wabah ini masih sangat sulit dikendalikan,'' ujar Jubir WHO Elisabeth Byrs dalam wawancara dengan Associated Press kemarin (30/1)Inflasi supertinggi yang mengimpit negara di Benua Hitam tersebut menjadikan kesehatan sebagai barang mahal yang sulit dijangkauSemua itu diperparah oleh fasilitas kesehatan dan sarana sanitasi yang tidak memadai''Wabah mematikan ini masih akan terus memakan korban kecuali konflik politik dalam negeri diselesaikan,'' tandas Asisten Dirjen WHO Eric Laroche seperti dilansir Agence France-Presse kemarin (30/1)
Ada dua hal penting lain yang juga harus segera diatasiYakni, pembayaran gaji para pekerja medis Zimbabwe dan diperbaikinya sarana prasarana serta sistem kesehatan negara miskin tersebutKarena itu, Zimbabwe membutuhkan uluran tangan masyarakat internasionalBukan hanya bantuan uang dan barang, tapi juga tenaga kesehatan, mengingat minimnya paramedis di sana
Derita berkepanjangan Zimbabwe itu bermula Maret laluTepatnya setelah pemilu nasionalSebab, pemerintahan Presiden Robert Mugabe dan kelompok oposisi gagal bersekutu membentuk pemerintahan baruKonflik internal semakin dalam, sementara negara berpenduduk 12 juta jiwa itu semakin jauh tenggelam dalam krisisSelain krisis ekonomi juga krisis kesehatan(hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarik Simpati Warga Gaza, Hamas Tebar Dana Rp 23 M
Redaktur : Tim Redaksi