Kombes Supriadi Beber Fakta soal Penyebab Kematian Dokter Jamhari Farzal

Selasa, 26 Januari 2021 – 09:33 WIB
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol.Supriadi didampingi Kabid Dokkes Polda, Kombes Pol. dr. Syamsul Bahar menjelaskan hasil visum kematian dokter. Foto: ANTARA/Yudi Abdullah/21

jpnn.com, PALEMBANG - Polisi memastikan penyebab kematian seorang dokter di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), bernama Jamhari Farzal pada Jumat (22/1) lalu, bukan akibat disuntik vaksin COVID-19 Sinovac.

Diketahui, sehari sebelum meninggal dunia, dr Jamhari Farzal sempat mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 Sinovac.

BACA JUGA: Dokter Jamhari Farzal Meninggal Dunia, Sehari Sebelumnya Divaksin Covid-19

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi didampingi Kabid Dokkes Polda Kombes Pol dr.Syamsul Bahar pun membeberkan fakta terkait kematian dr. Jamhari Farzal.

Menurut Kombes Supriadi, Senin (25/1), hasil visum tim RS Polri M Hasan/RS Bhayangkara Palembang, menunjukkan dr. Jamhari Farzal meninggal dunia karena serangan jantung.

BACA JUGA: Rencana MM & Istri ke Surabaya Gagal, Dia Malah Jadi Tersangka dan Dipenjara

Dia menjelaskan bahwa almarhum dr. Jamhari Farzal sempat mengikuti program vaksinasi COVID-19 untuk para tenaga kesehatan pada Kamis (21/1).

Selanjutnya, setelah disuntik vaksin corona yang bersangkutan ditemukan meninggal dunia dalam mobil saat parkir di depan minimarket kawasan Jalan Sultan Mansyur Palembang, Jumat (22/1) malam.

BACA JUGA: Bicara Isu Habib Rizieq Sakit Keras, Brigjen Rusdi Sampaikan Pernyataan Tegas

Pascakejadian itu berkembang informasi di tengah masyarakat yang bersangkutan meninggal akibat vaksin.

Guna meluruskan informasi yang berkembang di tengah masyarakat itu, jajaran Polda Sumsel melakukan visum terhadap jenazah sang dokter.

Berdasarkan hasil visum tim forensik RS Bhayangkara M Hasan Palembang, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh almarhum dr. Jamhari Farzal.

Menurut Supriadi, tim menemukan tanda-tanda wajah almarhum dr. Jamhari Farzal membiru, terdapat pendarahan pada bola mata, tangan, dada dan kaki.

"Jenazah dokter tersebut disimpulkan tim forensik meninggal karena kekurangan oksigen akibat serangan jantung, bukan efek vaksinasi," pungkas Kombes Supriadi.(antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler