jpnn.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya bakal menggelar perkara kasus dugaan pemerkosaan yang dialami perempuan berinisial LK (30) oleh K, WNA asal Tiongkok.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan gelar perkara itu guna menentukan status terlapor dalam kasus tersebut.
BACA JUGA: Khilafatul Muslimin Bekasi Berjanji Setia Kepada NKRI, Kombes Zulpan Bilang Begini
"Penyidik akan melakukan gelar perkara untuk menaikkan status penyelidikan menjadi penyidikan," kata Zulpan saat dikonfirmasi, Rabu (22/6).
Eks Kabid Humas Polda Sulsel itu mengatakan gelar perkara dilakukan lantaran terlapor sudah dua kali mangkir dalam panggilan pemeriksaan dari penyidik.
BACA JUGA: Ivan Gunawan Mendatangi Bareskrim Polri, Mau Apa?
“Dua kali tidak hadir pemeriksaan," kata perwira menengah Polri itu.
Perempuan berinisial LK warga Pluit, Jakarta Utara, mendatangi Polda Metro Jaya pada Senin (20/6) siang.
BACA JUGA: Kasus Pemerkosaan Kakak Beradik di Luwu Timur Disetop, Kombes Komang Ungkap Fakta Ini
LK menyambangi Polda Metro Jaya didampingi kuasa hukumnya, Prabowo Febriyanto.
Kedatangan perempuan tersebut guna mempertanyakan penanganan kasus dugaan pemerkosaan yang dilaporkannya ke Polda Metro Jaya pada April 2022.
Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor LP/B/1695/IV/2022/SPKT/Polda Metro Jaya tertanggal 2 April 2022.
"Korban diduga mengalami kasus kekerasan dan dipaksa untuk melakukan persetubuhan dan juga mengalami kekerasan di beberapa bagian tubuh," kata Prabowo kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin.
Prabowo menjelaskan peristiwa yang dialami kliennya tersebut terjadi di sebuah apartemen di wilayah Jakarta Barat pada Juni 2020.
Dia menyebut terduga pelaku pemerkosaan merupakan seorang WNA asal Tiongkok yang sedang bekerja di Indonesia.
"Diduga namanya Mr K. Beliau ini adalah warga negara Tiongkok yang sedang bekerja di Indonesia," kata Prabowo. (cr3/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Pelaku Pemerkosaan Terhadap Seorang Remaja Ditangkap, Oh Ternyata
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama