jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam meminta Kementerian BUMN mengevaluasi kinerja manajemen PT Bank Mandiri Tbk.
Hal itu seiring bermasalahnya aplikasi Livin' by Mandiri pada Jumat (25/2).
BACA JUGA: Sentil Mendag Soal Minyak Goreng, Mufti Anam: Ini Perintah Presiden
Mufti Anam menilai bermasalahnya aplikasi yang seharusnya diandalkan nasabah untuk bertransaksi itu, menjadi preseden buruk bagi perusahaan sebesar Bank Mandiri yang merupakan salah satu bank terbaik di dunia.
"Sekelas Bank Mandiri masa seperti itu cara kerjanya? Kalau tidak siap, kenapa diluncurkan? Kalau sudah begini, yang rugi nasabah termasuk UMKM,” ujar Mufti.
BACA JUGA: Mufti Anam: Mardani Maming Punya 4 Keunggulan Untuk Jadi Kepala IKN
Dia mengatakan, bermasalahnya aplikasi Bank Mandiri mengakibatkan tiga hal krusial yang harus menjadi bahan evaluasi bagi Kementerian BUMN.
Pertama, merugikan kepentingan puluhan juta pengguna Livin’. Banyak nasabah yang aktivitas bisnisnya terhambat.
BACA JUGA: Komentar Bahlil Lahadalia Bikin Ramai, Mufti Anam: Tanda Jokowi Sukses, Tetapi Pilpres Harus 2024
“Banyak UMKM juga dirugikan karena transaksinya terganggu. Ada yang closing penjualannya tertunda karena aplikasi error, bahkan bisa berpotensi batal karena malas menunggu aplikasi ini pulih kembali,” kata Mufti.
"Dalam situasi pandemi saat ini, di tengah persaingan bisnis yang butuh aksi cepat, kegagalan Bank Mandiri memitigasi potensi error pada aplikasinya telah ikut memukul dunia usaha di tanah air,” imbuh politisi PDI Perjuangan itu.
Akibat kedua, lanjut Mufti, adalah merosotnya reputasi Bank Mandiri sebagai bank raksasa yang seharusnya memiliki kesiapan pengelolaan teknologi informasi kelas wahid.
“Investor dan pelaku pasar akan melihat Bank Mandiri tidak cukup cakap dalam mengelola instrumen teknologinya. Ini bisa membuat kepercayaan pasar ke Bank Mandiri menjadi defisit,” tuturnya.
Akibat ketiga, kekecewaan nasabah bisa berujung pada migrasi ke bank lainnya. Migrasi nasabah ini bukan dalam arti meninggalkan Bank Mandiri, tetapi akan lebih memilih menggunakan layanan perbankan digital dari bank swasta.
“Kalau nasabah kecewa, ya mereka bisa pindah. Dan yang dikhawatirkan, pindahnya bukan ke bank BUMN, tetapi ke bank swasta yang punya layanan berbasis digital sangat baik,” ujarnya.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan peningkatan transaksi yang sangat tinggi pada Jumat (25/2) menyebabkan adanya lonjakan antrean yang membuat sebagian nasabah kesulitan mengakses layanan Livin’ by Mandiri.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha telah meminta maaf atas kendala yang dialami nasabah.
"Karena adanya lonjakan transaksi yang sangat tinggi dan berdampak pada kenaikan antrean di layanan Livin' by Mandiri. Kami menyampaikan permohonan maaf kepada nasabah dan mitra bisnis atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," ujar Rudi.
Bank Mandiri telah mempercepat antrean tersebut.
"Bank Mandiri terus berkomitmen untuk memenuhi seluruh kebutuhan transaksi keuangan nasabah," kata Rudi.
Bank Mandiri juga mengimbau nasabah tetap memanfaatkan layanan e-channel Bank Mandiri.
Rudi menyebut pihaknya terus berkomitmen untuk memenuhi seluruh kebutuhan transaksi perbankan. (*/adk/ant/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek