Komisi IV DPR Sesalkan Pemotongan Anggaran Kementerian Pertanian

Senin, 25 Januari 2021 – 17:04 WIB
Petani membajak sawah menggunakan traktor di daerah Kampung Sawah, Ciomas, Bogor, Sabtu (18/7). Pemerintah dorong produksi pertanian untuk menghadapi masa krisis selanjutnya setelah wabah pandemi corona ini berakhir. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Sulaiman Hamzah menyesalkan pemangkasan anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) 2021, khususnya refocusing untuk program ketersediaan, akses dan komunikasi pangan berkualitas.

Keterbatasan dana ini akan berdampak pada kinerja peningkatan produksi di tengah pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Anggota DPR Andi Akmal Menyayangkan Pemotongan Anggaran Sektor Pangan

“Refocusing dan realokasi anggaran belanja tahun 2021 Kementerian Pertanian sebesar Rp 6,326 triliun. Dengan keterbatasan pendanaan, tentu ini harus benar-benar menjadi perhatian besar bersama untuk melakukan pengalokasian anggaran secara tepat guna dan tepat sasaran,” kata Sulaiman dalam rapat kerja (raker) Komisi IV DPR dengan Kementan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/1).

Sulaiman dalam raker itu juga mengapresiasi kinerja sektor pertanian pada 2020.

BACA JUGA: Kementan Pastikan Distribusi Pupuk Bersubsidi Tepat Sasaran

Menurut dia, pertanian masih mampu tumbuh positif di saat sektor lain terkontraksi karena pandemi Covid-19.

Dia menyebut misalnya sektor transportasi dan pergudangan -16,7 persen, konstruksi – 4,52 persen, jasa keuangan -0,95 persen.

BACA JUGA: Kementan Minta Alokasi KUR Pertanian 2021 Dinaikkan Menjadi Rp 70 Triliun

“Selama tahun 2020, nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) berkembang secara fluktuatif. Kabar baiknya, Kementan mampu menjaga dan terus menjaga meningkatkan NTP dan NTUP dari bulan Mei hingga Desember 2020,” ucapnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meminta arahan dan persetujuan dari Komisi IV DPR RI terhadap penyesuaian anggaran akhir per Eselon I Kementan.

Penyesuaian anggaran itu terdiri dari Sekretariat Jenderal Rp 1,66 triliun, Inspektorat Jenderal Rp 100 miliar, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Rp 3,23 triliun.

Berikutnya, Direktorat Jenderal Hortikultura Rp 775 miliar, Direktorat Jenderal Perkebunan Rp 1,00 triliun, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Rp 1,37 triliun, Direktorat Badan PPSDMP Rp 1,09 triliun, Badan Ketahanan Pangan Rp 553 miliar dan Badan Karantina Pertanian Rp 958 miliar.

“Berdasarkan surat Menteri Keuangan Nomor S30/MK.02/2021 tanggal 12 Januari 2021, Kementerian Pertanian diminta melakukan penghematan belanja APBN 2021 sebesar Rp 6,33 triliun, sehingga total anggaran yang semula sebesar Rp 21,84 triliun berubah menjadi Rp 15,51 triliun," kata Mentan Syahrul dalam raker tersebut.
Kementan menetapkan lima program pembangunan sektor pertanian sebagai strategi pelaksanaan kegiatan 2021 untuk mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial.

Kelima program itu ialah Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas, Nilai Tambah dan Daya Saing Industri, Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, serta Dukungan Manajemen.

Menurut Syahrul, berpatokan pada lima program itu, memperhatikan refocussing dan realokasi belanja APBN Kementan 2021, serta mempertimbangkan kementeriannya tetap harus menjalankan tugas utama menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, maka dilakukan penyesuaian target produksi beberapa komoditas pangan utama.

Dia memerinci, target produksi padi ditetapkan 54,70 juta ton, jagung 23,00 juta ton, kedelai 0,29 juta ton, bawang merah 1,62 juta ton, cabai 2,67 juta ton.

"Komoditas strategis lainnya telah disesuaikan dengan memperhitungkan ketersediaan anggaran yang ada," kata SYL.

Ia mengatakan strategi Kementan 2021 tetap fokus pada menyediakan pangan utama bagi penduduk Indonesia, dan diikuti upaya meningkatkan daya saing produk pertanian agar dapat mengisi pasar ekspor.

SYL mencontohkan, Ditjen Tanaman Pangan pada 2021 akan fokus melakukan kegiatan peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai, serta pangan lokal, termasuk mendukung Food Estate 2021.

Kemudian, penguatan manajemen penyediaan benih tanaman pangan, pengamanan produksi melalui pengendalian OPT dan penanganan kekeringan atau banjir, serta hilirisasi, pengolahan dan penguatan ekspor.

Menurut SYL, hal ini juga dilakukan Eselon I lainnya dalam rangka pengamanan sehingga pangan utama penduduk Indonesia di 2021 benar-benar terjaga.

"Kami tentu mengharapkan dukungan dari para pemerintah daerah dan semua pihak untuk ke depan sama-ma membangun dan membangkitkan kejayaan sektor pertanian," pungkas mantan gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menjabat dua periode itu. (*/jpnn)

 

 

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Tambah Alokasi Pupuk Bersubsidi Tahun Ini


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler