Komisi IV Tolak Kebijakan Impor, Bulog Diminta Prioritaskan Pernyerapan Beras

Senin, 15 Maret 2021 – 15:45 WIB
Komisi IV tolak kebijakan impor beras satu juta ton yang akan dilakukan pemerintah. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Komisi IV DPR RI menolak kebijakan impor beras sebesar satu juta ton.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Hasan Aminuddin meminta pemerintah melalui Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) memprioritaskan penyerapan hasil produksi beras dalam negeri seiring memasuki masa panen raya di periode Maret-April 2021.

BACA JUGA: Tolak Impor Beras 1 Juta Ton, Politikus PAN Minta Bulog Segera Lakukan Penyerapan

"Komisi IV DPR RI meminta pemerintah dalam tata kelola komoditas pangan nasional lebih mengutamakan produksi dalam negeri. Selanjutnya, Komisi IV DPR RI menolak keputusan rencana importasi satu juta ton beras oleh Perum Bulog," kata dia saat membacakan kesimpulan hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Kementerian Pertanian, Perum Bulog, dan BUMN kluster pangan di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan, importasi beras sebesar satu juta ton mendapat banyak penolakan karena dinilai tidak berpihak pada petani Indonesia.

BACA JUGA: Guru Besar IPB Sebut Impor 1 Juta Ton Beras Bertentangan dengan UU Cipta Kerja

"Karena kebijakan impor beras dilakukan saat produksi padi dalam negeri tengah memasuki masa panen raya dengan potensi produksi yang meningkat," papar dia.

Oleh karena itu, Hasan menyebut, komisi IV DPR RI juga meminta pemerintah agar memberikan kewenangan yang seimbang antara menyerap gabah petani dan penugasan penyaluran pada Perum Bulog.

BACA JUGA: DPR Minta Pemerintah Batalkan Impor Beras, Ini Alasannya...

Selanjutnya, Komisi IV DPR RI merekomendasikan untuk melanjutkan penugasan kepada Perum Bulog mengenai pengelolaan CBP dengan mengutamakan penyerapan gabah beras produsen.

Kemudian, lanjut Hasan, Bulog juga diberi penugasan untuk penyaluran kepada masyarakat berpendapatan rendah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 dalam rangka ketahanan pangan nasional.

"Dengan demikian terjadi perputaran stok beras dalam Perum Bulog," kata Hasan.

Sebelumnya pemerintah berencana melakukan impor beras sekitar 1 juta ton pada awal tahun 2021.

Jumlah tersebut dialokasikan untuk penyediaan CBP sebanyak 500 ribu ton, dan kebutuhan Perum Bulog sebanyak 500 ribu ton dengan memperhatikan serapan produksi padi nasional.


Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam rapat tersebut juga menyampaikan, saat ini stok beras yang tersedia di gudang Bulog mencapai 883.585 ton.

Dia merincikan 859.877 ton merupakan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), dan 23.708 ton stok beras komersial.

Stok tersebut dinilai cukup untuk kebutuhan penjualan, Program KPSA, dan tanggap darurat bencana sesuai dengan kebutuhan Perum Bulog.

Bahkan, lanjut dia, dari jumlah stok CBP yang ada saat ini, Budi Waseso mengungkapkan terdapat beras turun mutu eks impor 2018 sebanyak 106.642 ton.

"Dari total impor beras tahun 2018 sebanyak 1.785.450 ton," papar dia.

Budi Waseso menyebut, beras yang sudah dalam masa simpan tahunan keseluruhannya berjumlah 461 ribu ton.

Sementara itu, beras sisa impor 2018 yang masih tersedia di gudang Bulog yaitu 275.811 ton, dengan sebanyak 106.642 ton di antaranya mengalami turun mutu.

Bulog mengaku kesulitan untuk menyalurkan beras sisa impor 2018 sebanyak 275.811 ton dengan sebagian di antaranya telah mengalami turun mutu. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler