jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Tamsil Linrung menilai pengelolaan sampah bukan lagi perihal isu membuang pada tempatnya, melainkan sudah bergeser kepada narasi nilai tambah.
Oleh karena itu, harus ada kebijakan agar sampah bisa dikelola dan memberi manfaat kepada masyarakat.
BACA JUGA: Tak Elok Membandingkan Anies dan Risma Soal Pengelolaan Sampah
"Mengelola sampah adalah merekonstruksi mindset masyarakat. Bukan dengan paradigma buang sampah pada tempatnya, melainkan pendekatannya secara terpadu dan holistik,” kata dia, Sabtu (3/8).
BACA JUGA: Jawaban Tri Rismaharini soal Kesiapan Bantu Jakarta Atasi Masalah Sampah
BACA JUGA: Jawaban Tri Rismaharini soal Kesiapan Bantu Jakarta Atasi Masalah Sampah
Dia menambahkan, pengelolaan sampah harus melibatkan masyarakat dengan konsep 3 R, yakni reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang).
Politikus yang akan hijrah ke DPD RI periode 2019-2024 itu menambahkan, Komisi VII sangat mendukung pemanfaatan sampah sebagai sumber energi.
BACA JUGA: Limbah Padat Pembakaran Batu Bara, Sumber Energi Masa Depan
Menurut dia, sampah bukan hanya barang buangan yang tidak bernilai sama sekali, melainkan menjadi energi yang bernilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Pengelolaan sampah menjadi energi ini telah berhasil dilakukan dengan membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) dengan teknologi landfill gas (LFG) di kawasan TPA Jatibarang," jelas Tamsil.
PLTSa di TPA Jatibarang sendiri bisa menghasilkan listrik sebesar 800 KW serta menurunkan emisi GRK sekitar 6000 ton CO2e per tahun.
Selain itu, PLTSa itu juga mencegah pencemaran lingkungan dari sampah dan air serta menciptakan lapangan kerja hijau.
"Jika total sampah di Indonesia yang mencapai 65,8 juta ton per tahun dikelola dengan konsep nilai tambah, berapa banyak energi yang bisa dihasilkan? Masih banyak manfaat lain yang bisa dirasakan langsung masyarkat. Lingkungan jadi bersih, hidup jadi sehat, dan produktivitas meningkat," ujarnya.
Tamsil juga mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan penggunaan besek bambu beralaskan daun pisang sebagai pengganti kantung plastik yang kerap digunakan pada Iduladha.
"Kebijakan itu sangat ramah lingkungan. Bahannya bisa didaur ulang. Selain itu, manfaat juga dirasakan langsung oleh perajin bambu di berbagai pelosok. Menggerakkan ekonomi rakyat. Inilah bentuk aplikatif lain dari mengelola sampah jadi manfaat," pungkasnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rombongan ASEAN Lirik Keberhasilan Bank Sampah di Jambangan
Redaktur & Reporter : Ragil