jpnn.com - MALANG – Ada aneka kejadian dalam persidangan di DKPP. Dari yang lucu sampai mengharukan. Seperti disampaikan anggota Nur Hidayat Sardini, anggota DKPP saat menjadi narasumber sebuah seminar di Malang, Jawa Timur, beberapa hari lalu.
Nur Hidayat mencontohkan, ada suatu sidang dengan Teradu KPU Kota Bima. Pengadu mengaku merasa terhomat setelah mengikuti persidangan di DKPP. Pengadu telah menumpahkan segala kekesalan dalam persidangan.
BACA JUGA: Jimly Lantik Anggota Baru DKPP
“Pengadu cerita, "saya duduk di sidang ini merasa terhormat. Karena saya merasa susah sekali menemui para Teradu. Di kantornya pun tidak bisa. Dalam forum inilah (persidangan, red) saya bisa menumpahkan segala kekesalan dan unek-unek. Saya maki-maki mereka. Saya merasa demi Indonesia yang lebih baik ngga apa-apa (memaki-maki Teradu). Ngga dipecat pun (Teradu) tidak apa-apa. Yang penting kekesalan saya sudah tertumpahkan",” ucap Nur, menirukan Pengadu.
Contoh lain, lanjut dosen Ilmu Politik FISIP Undip itu, pada waktu sidang KPU Deiyai, Papua. Para Teradunya merasa senang ketika dipecat. Para pihak Teradu terbukti memihak salah satu pasangan calon.
BACA JUGA: KPU Talaud Mangkir, DKPP Ancam Langsung Keluarkan Putusan
“Di Papua hubungan antar suku sangat erat. Kalau ada pesta, dia (Teradu) tidak datang itu lebih celaka. Dia jauh lebih takut sama kepala adat dari pada polisi sekalipun. Ketua KPU ini ikut merayakan pesta kemenangan salah satu paslon dalam Pemilukada. Dalam persidangan, Teradu mengaku berpihak. Ketika para Teradu itu dipecat, mereka malah merasa senang. Bahkan mengatakan ‘puji Tuhan’,” bebernya.
Ada pula kejadian dramatis. Para Teradu menangis saat dijatuhkan sanksi diberhentikan tetap karena memang terbukti melanggar. “Saat melihat para Teradu ini menangis kami juga selaku majelis merasa terharu dengan kejadian tersebut,” tutup dia. (TTM/sam/jpnn)
BACA JUGA: Putusan DKPP Tingkatkan Kredibilitas Pemilu
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Sidang DKPP, KPU Dairi Dianggap Ulur Waktu
Redaktur : Tim Redaksi