JAKARTA - Ada yang mengejutkan dari pernyataan Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Ketua Komite Etik KPK, Abdullah Hehamahua mengaku khawatir terhadap nasib Muhammad Nazaruddin yang bisa sama dengan nasib Koordinator Kontras Munir yang tewas diracun di pesawat
BACA JUGA: Harteknas, SBY Puji Habibie
Makanya Hehamahua mengatakan, Komite Etik bekerja tanpa menunggu kepulangan tersangka dugaan suap wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang, Sumatera Selatan, Muhammad Nazaruddin.
“Komite Etik akan bekerja tanpa menunggu Nazaruddin pulang ke Indonesia
BACA JUGA: Syarat Lengkap, Nazaruddin Boleh Pulang
Hal itu bukan tidak mungkinBACA JUGA: Marak Pungli, SBY Didesak Kawal Pemutihan TKI
Tapi kekhawatiran mendapat perlakuan yang sama, seperti Munir (aktivis HAM, red) yang diracun hingga tewas oleh pihak lain, tetap adaSalah-salah malah tim penjemput bisa juga di-Munir-kanKarena para penjemput sebanyak enam orang dari KPK merupakan orang kredibel,” ungkap Abdullah Hehamahua kepada wartawan di gedung KPK, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/8) sore.Hehamahua mengatakan hal tersebut merujuk pada langkah Komite Etik yang mendasarkan pemeriksaan atas pengakuan Nazaruddin dalam pemberitaan media massa tentang tudingan NazaruddinMemang, kata dia, Nazaruddin merupakan saksi kunci dalam kasus korupsi yang sedang membelit internal KPK saat ini.
Di bagian lain Hehamahua mengaku Komite Etik sudah melakukan klarifikasi atau pemeriksaan terhadap Juru Bicara KPK, Johan Budi SP dan mantan Deputi bidang Penindakan KPK Ade RahardjaDalam pemeriksaan terhadap Johan Budi, sekitar pukul 09.00-10.30 WIB, Hehamahua mengungkapkan anggota Komite Etik Syahrudin Rasul memilih keluar ruang pemeriksaan
Pasalnya Syahrudin Rasul khawatir terjadi konflik of interestKarena dirinya punya hubungan saudara dengan Johan Budi“Ketika pemeriksaan terhadap Johan Budi, Pak Syahrudin Rasul tidak ikutSoalnya istri Johan merupakan kemenakan Pak Syahrudin Rasul,” ungkap Hehamahua.
Dari hasil pemeriksaan kedua orang itu, Hehamahua mengatakan, Komite Etik belum bisa memberikan kesimpulanKarena proses klarifikasi masih cukup panjang“Besok (hari ini, red) akan memeriksa Satpam KPK, penyidik KPK, dan supir dari pihak luarSelanjutnya baru dari pihak luar KPKBaik politisi nonpolitisi, maupun parlemen dan nonparlemenNonparlemen, seperti Pak Anas UrbaningrumTapi dia politisiKami sudah jadwalkan pekan depanKalau tidak mau memenuhi panggilan, kami tidak punya aturan untuk memaksa dan mendatanginya.
Tapi nanti dari seluruh hasil klarifikasi dan menggabungan dengan resume hasil pemberitaan, baru bisa disimpulkan untuk mengambil keputusan adanya pelanggaran etik atau tidak,” kilahnya.
Johan mengatakan mengaku, pemeriksaan dirinya hanya sebagai saksi karena tugas komite lebih pada dugaan pelanggaran etika pimpinan KPKSeperti pernah diungkapkan sebelumnya ke berbagai media, dirinya memang pernah bertemu dengan Nazaruddin karena diajak Deputi Penindakan KPK Ade RahardjaSayang Johan mengaku lupa sosok Nazaruddin sampai kemudian ada kasus yang ditangani KPK dan melibatkan Nazaruddin yang ketika itu anggota Komisi III DPR.
Dalam pertemuan itu Johan menuturkan Nazaruddin datang bersama anggota Fraksi Partai Demokrat lainnya Saan Mustofa"Saya lupa dengan siapa, waktu itu siapa sih yang kenal Nazaruddin?,” sindirnya.(ers)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perusahaan Nazaruddin Alirkan Dana ke Demokrat
Redaktur : Tim Redaksi