jpnn.com - LAMONGAN – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) meluncurkan Rumah Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) di Lamongan, Jawa Timur pada Jumat (14/6).
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa program B2SA menjadi salah satu fokus dalam mendukung penurunan stunting melalui pemenuhan pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman sehingga setiap individu dapat hidup sehat, aktif, dan produktif.
BACA JUGA: Praja Madya IPDN Terjun Langsung Menyukseskan Program Pengentasan Kemiskinan dan Stunting
"Perlu diketahui bahwa Badan Pangan Nasional pada 2024 ini melaksanakan pengembangan Rumah Pangan B2SA di 175 titik lokasi desa prioritas penanganan stunting dan rentan rawan pangan, dan delapan lokasi ada di Provinsi Jawa Timur," kata Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA Andriko Noto Susanto saat launching Rumah Pangan B2SA di Lamongan.
"Tujuan Rumah Pangan B2SA ini adalah menyosialisasikan, mengedukasi dan mengimplementasikan kepada masyarakat untuk menerapkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman sehari-hari dalam rangka meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat sekaligus mengintervensi dengan pemberian makanan B2SA kepada anak stunting, anak gizi buruk, anak gizi kurang, ibu hamil, dan ibu menyusui," tutur Andriko.
BACA JUGA: Kideco Gelontorkan Bantuan Rp 4,1 Miliar untuk Atasi Stunting di Kabupaten Paser
“Pemerintah berkomitmen untuk menekan angka stunting melalui program Rumah Pangan B2SA. Harapannya intervensi yang kita lakukan saat ini dapat menjadi salah satu upaya dalam penanganan angka stunting di Indonesia," imbuhnya.
BACA JUGA: Bapanas Gandeng IPB Menggelar Bimtek Pengawasan Keamanan Pangan Segar
"Kami berharap kegiatan Rumah Pangan B2SA di Provinsi Jawa Timur ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berkelanjutan dengan sumber pendanaan lainnya, misalnya dengan dana desa dan APBD, sehingga dapat menjadi percontohan untuk direplikasi di lokasi lainnya di Provinsi Jawa Timur," kata Andriko.
Rumah Pangan B2SA menyediakan makanan yang akan diberikan kepada penerima manfaat, yaitu anak dengan gizi buruk, anak stunting, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Pemberian makanan B2SA ini akan dilakukan sebanyak 40 kali dengan frekuensi tiga kali seminggu dan setiap pukul sembilan pagi.
"Pemenuhan pangan sangat penting sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, aktif, dan produktif. Pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat tidak hanya ditekankan pada aspek kuantitas, tetapi juga kualitas termasuk keragaman pangan lokal, keamanan pangan, keseimbangan gizi serta kelestarian lingkungan," ujar Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA Rinna Syawal.
Pelaksanaan program Rumah Pangan B2SA bekerja sama dengan pemerintah daerah serta Tim Penggerak PKK (TP PKK) dan bidan desa/kelurahan setempat.
Bidan desa/kelurahan akan melakukan identifikasi dan pendataan penerima manfaat, serta memantau perkembangan kesehatan dan gizi mereka.
“Kami berharap program ini dapat membantu meningkatkan status gizi anak-anak dan kesadaran ibu-ibu di Lamongan tentang asupan makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman. Dengan asupan gizi yang seimbang dan aman, diharapkan angka stunting di Lamongan dapat ditekan," kata Ketua TP PKK Kabupaten Lamongan Anis Kartika Yuhronur Efendi.
Rumah Pangan B2SA adalah salah satu komponen dari program NFA bertajuk 'Desa B2SA' yang di dalamnya terdiri dari tiga pilar komponen ketahanan pangan; Teras Pangan, Gerai Pangan, dan Rumah Pangan itu sendiri.
Program ini sudah dilaksanakan di 75 lokus yang ditetapkan pada 2023 dan pada 2024 NFA menambah jumlah lokus menjadi 175 desa pada 33 provinsi di seluruh Indonesia. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan