jpnn.com, JAKARTA - Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto membantah pengakuan pengacara Bharada E yang mengeklaim telah berhasil membuat kliennya mengungkap semua yang terjadi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Komjen Agus menyatakan bahwa pengakuan yang dibuat Bharada E terkait kasus penembakan Brigadir J itu berkat kegigihan penyidik dalam melakukan pemeriksaan.
BACA JUGA: Motif Pembunuhan Brigadir J Masih Misteri, Komjen Agus Singgung Istri Ferdy Sambo Soal Ini
“Bukan karena pengacara itu dia (Bharada E) mengaku, (tetapi) karena apa yang dilakukan penyidik, apa yang dilakukan oleh Tim Khusus,” kata Komjen Agus seusai konferensi pers pengungkapan kasus penembakan Brigadir J di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (10/8).
“Kepada penyidik, dia (Bharada E) akhirnya menyampaikan secara detail tentang kejadian itu,” tambah jenderal bintang tiga itu.
BACA JUGA: Polri Profesional Usut Kasus Kematian Brigadir J, Habib Aboe Puji Kapolri
Agus mengatakan bahwa sebelumnya Bharada didampingi kuasa hukum yang ditunjuk oleh pengacara keluarga Irjen Ferdy Sambo. Pada akhirnya, kuasa hukum itu mengundurkan diri.
Kemudian, lanjut Agus, karena akan ada penetapan status sebagai tesangka, maka pada saat pemeriksaan Bharada E harus didampingi oleh pengacara.
BACA JUGA: Jokowi: Sejak Awal Saya Sampaikan Usut Tuntas, Ungkap Kebenaran Apa Adanya
“Maka pada saat dilakukan pemeriksaan, Bharada E harus kami siapkan pengacaranya,” ungkapnya.
Agus menegaskan tidak adil apabila pengacara baru menyampaikan ke publik bahwa mereka yang membuat Bharada E mengungkapkan semua peristiwa di TKP Duren Tiga.
Menurut Agus, penyidik melakukan upaya pendekatan untuk membuat Bharada E mengungkapkan peristiwa yang sebenarnya terjadi, dengan cara mendatangkan kedua orangnya.
Dia mengatakan bahwa upaya ini dalam rangka membuat Bharada E tergugah bahwa ancaman hukumannya cukup berat, sehingga jangan menanggung sendiri.
“Sehingga dia (Bharada E) secara sadar membuat pengakuan. Jadi, jangan tiba-tiba orang ditunjuk sebagai pengacara untuk mendampingi pemeriksaan, terus dia ngoceh di luar seolah-olah pekerjaan dia, itu, kan, enggak fair,” pungkas Komjen Agus Andrianto.
Sebelumnya, Bharada E didampingi oleh pengacara Andreas Nihot Silitonga, namun pada Sabtu (6/8) dia menyatakan mundur.
Kemudian, pengacara Bharada E digantikan oleh Deolipa Yumara dan Muhammad Burhanuddin.
Deolipa Yumara membuat pernyataan bahwa Bharada E diperintah oleh atasannya untuk membunuh Brigadir J.
Ada empat tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J, yakni Bharada E, Bripka RR, Irjen Ferdy Sambo, dan KM.
Keempat tersangka dijerat dengan Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP dengan ancaman maksimal penjara seumur hidup atau hukuman mati, atau paling lama 20 tahun. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi