Komnas KIPI: Efek Samping Vaksinasi Covid-19 pada Anak Lebih Rendah

Selasa, 25 Januari 2022 – 20:00 WIB
Ketua Komnas KIPI Hinky Hindra Irawan Satari. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari mengatakan efek samping dari pemberian vaksinasi Covis-19 pada anak usia 6-11 tahun lebih rendah dibanding orang dewasa.

"Dari segi umur, KIPI pada usia muda lebih rendah dari yang usia produktif dan lansia. Jadi, tidak benar KIPI pada anak lebih tinggi,” kata Hindra dalam keterangannya, Selasa (25/1).

BACA JUGA: Menko Luhut Sebut 9 Perusahaan Asing Siap Berinvestasi di KIPI Tanah Kuning

Data Komnas KIPI menunjukkan presentase KIPI serius pada usia 31-45 tahun sebanyak 122 kasus, usia 18-30 tahun ada 97 kasus, usia di atas 59 tahun sebanyak 77 kasus, usia 46-59 tahun ada 68 kasus, usia 12-17 tahun terdapat 19 kasus, dan usia 6-11 tahun dilaporkan ada 1 kasus.

Angka ini menunjukkan pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun cukup aman.

BACA JUGA: Kementerian PUPR Adakan Vaksinasi Anak dan Vaksin Booster

Hasil uji klinis juga menunjukkan tidak ada efek yang serius dari penyuntikan vaksin Covid-19.

Kalaupun ada KIPI, kata Hindra, sifatnya cenderung ringan dan mudah diatasi.

BACA JUGA: Kasus Vaksin Kosong, Polisi Periksa 13 Saksi, Sudah Ada Tersangka?

Menurut dia, dari uji klinis fase 1 dan 2 Vaksin Sinovac yang telah dilakukan pada anak dan remaja usia 3-17 tahun, menunjukkan bahwa reaksi yang dialami cenderung ringan, mayoritas mengalami nyeri lokal, diikuti demam dan batuk.

“Tidak ada laporan KIPI serius pada kelompok yang diberi vaksin,” papar Hindra.

Dia menjelaskan Vaksin Pfizer memiliki efek samping paling dominan, yaitu muncul kemerahan, sakit kepala, menggigil, dan kelelahan.

Menurut Hindra, berbagai reaksi yang muncul terhadap vaksin Covid-19 merupakan bentuk respons tubuh yang wajar.

Meski begitu, derajat efek samping perlu diperhatikan karena KIPI memiliki reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang.

Dosen di Universitas Indonesia (UI) itu menyarankan untuk beristirahat setelah divaksin bagi orang dengan reaksi ringan.

Minum obat sesuai dosis dan minum air putih juga disarankan apabila reaksi KIPI masih ringan.

Kalau ada nyeri di tempat suntikan, lanjut Hindra, tetap gerakkan tangan dan kompres dengan air dingin.

Bila terjadi demam setelah 48 jam penyuntikan, segera lakukan isolasi mandiri dan tes Covid-19.

Hubungi kontak petugas kesehatan yang tertera pada kartu vaksinasi atau fasilitas layanan kesehatan terdekat jika keluhan tidak berkurang.

Bila memang terjadi KIPI serius, pasien akan menerima perawatan medis dan seluruh biaya akan ditanggung oleh pemerintah.

Hindra menilai anak-anak harus divaksinasi karena proporsi kasus Covid-19 pada anak terus meningkat.

"Anak juga bisa terkena long Covid-19. Jadi, harus kita lindungi agar mereka tetap sehat,” ungkap Hindra.

Diketahui, vaksinasi anak usia 6-11 tahun dimulai secara bertahap pada 14 Desember 2021.

Pada 23 Januari, dari total sasaran sekitar 26,4 juta anak sudah 13,7 juta anak atau 51,9 persen yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama, dan sudah sebanyak 1,6 juta anak atau 6,3 persen yang mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. (mcr9/jpnn)


Redaktur : Boy
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler