Komnas Perlindungan Anak Kecam Penculikan Siswi Sumsel

Selasa, 24 Agustus 2010 – 12:46 WIB
Foto: Agus Srimudin/JPNN
JAKARTA– Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak mengecam aksi penculikan Nelli Fatmawati (13), siswi kelas 2 SMP Sosoh Buay Rayap, di Baturaja, OKU, Sumatera SelatanKomnas mendesak polisi segera bertindak dan melakukan penangkapan terhadap penculik anak di bawah umur

BACA JUGA: Brangkas Dinkes Gorontalo Dibawa Kabur

Selain itu, Komnas akan berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Anak di Palembang, untuk melakukan treatment terapi kepada Nelli, korban penculikan yang dibebaskan wartawan JPNN.

Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Dr Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto, mengatakan penculik harus segera ditangkap agar anak yang diculiknya tidak takut lagi
Selain itu, penangkapan segera dilakukan agar masyarakat tidak bertindak sendiri terhadap pelaku kejahatan/penculik anak tersebut.

“Kalau belum ditangkap, khawatir anak masih takut

BACA JUGA: Diduga Dihipnotis, Siswi SMPN di Sumsel Diculik

Kami mendesak pihak kepolisian untuk segera melakukan penangkapan
Takut masyarakat bertindak sendiri,” kata Kak Seto.

Kasus serupa, lanjut dia, cukup banyak terjadi di tanah air

BACA JUGA: Sebulan, Empat ABG Dicabuli

“Kalau terlambat ditangkap, ada kasus, pelakunya babak belur oleh masyarakat, bahkan sampai tewasKita tidak ingin itu terjadi lagiKarenanya, polisi harus bertindak cepat,” desaknya.

Selain itu, kata Kak Seto, anak yang masih di bawah umur menjadi korban penculikan, perlu dilakukan rehabilitasi psikologisnya“Anak itu harus segera dilakukan rehabilitasi mentalApa yang dialami mungkin membuatnya shockJangan sampai shock itu berlanjutKomnas menyediakan tempat untuk terapi psikologi, memberikan treatment psikologi agar trauma jiwa sang anak bisa diterapiBagi anak yang berada di daerah, juga sudah ada lembaga perlindungan anakDi Sumatera Selatan ada di PalembangNanti kami koordinasikan,” papar Kak Seto.

Sekadar diketahui, dari hasil investigasi wartawan JPNN/Sumatera Ekspres (Agus Srimudin), yang membantu melepaskan Nelli Fatmawati dari kungkungan Don, penculik yang membawa kabur anak dibawah umur ke Kampung Gelam, RT 7 RW 2, Kelurahan Kuta Jaya, Tangerang, Banten, setelah empat hari dilaporkan hilang oleh keluarganya ke Polsek Sosoh Buay Rapay, OKU, ditemukan sejumlah fakta jurnalistik.

Apa saja fakta jurnalistik itu? Dilihat dari daftar indikasi tindak pidana dan kebohongan pelaku, antara lain bahwa pria yang dikenal bernama Don mengajak anak perempuan orang yang masih dibawah umur (13 tahun), tanpa sepengatahuan orang tuanyaPelaku mengaku masih bujang, padahal informasi yang berhasil dikumpulkan, pelaku ternyata sudah beristeri dan beranakPelaku pelarian menyamar dengan nama Widi, setelah tiga hari barulah diketahui bernama DonPelaku diduga kuat memberi iming-iming berupa ponsel dan cincin emas.

Indikasi lainnya, pelaku diduga memperdaya dan menyuruh Nelli memusnahkan kartu ponsel, agar Nelli terputus hubungan dengan keluargaPelaku juga menyuruh Nelli berbohong, dengan mengatakan bahwa mereka sudah menikah tanggal 14 Agustus 2010Don bahkan mengajari Nelli agar mengatakan buku nikah sedang diurus.

Perencanaan lainnya, Don sudah menyiapkan tiket bus AKAP rute Baturaja-Kalideres, dan merencanakan akal bulusnya sejak menelpon via ponselIronisnya, pelaku memperdaya anak dibawah umur dengan cara meminta Nelli mengikuti semua kata-katanyaDon dan saudaranya merencanakan agar Nelli indekost bersama Don, bahkan sudah disiapkan dana Rp300 ribu untuk indekosPelaku dan keluarganya (Ida dan Hendi Sulistyo) disinyalir kuat sengaja tidak memberitahu keluarga Nelli tentang keberadaan siswi 13 tahun yang sudah dilaporkan hilang ituPadahal, menurut pengakuan Ida, saudara perempuan Don, mereka tahu dan kenal dengan keluarga Nelli.

Beberapa perbuatan pelaku yang mencurgikan dan janggalMisalnya, Don yang dikenal sebagai penjual jeruk di Baturaja atau tinggal di kebun di daerah Baturaja, mempunyai uang dalam jumlah tidak sedikit untuk membeli (memberikan) cincin emas dan HP kepada NelliPadahal, informasi yang dikumpulkan, isteri pelaku tinggal di kebun di kawasan OKUKejanggalan lain, saat didatangi oleh wartawan JPNN/Sumatera Ekspres (Agus Srimudin) dan Radar Lampung (Widisandika) ke kontrakan saudara perempuannya, baru diketahui ternyata Don sengaja bersembunyiDon juga meminta Nelli meluruskan rambut (rebonding) atau memakai jilbab, dengan tujuan agar keluarga Nelli tidak mengenalinya lagi.        

Keterangan Kades Penyandingan, Resman, bahwa Ida dan suaminya terbelit utang di kampung halamanContoh, utang dengan Kades saja sekitar Rp2 jutaan, belum lagi utang kepada salah seorang polisi yang bertugas di kecamatan Sosoh Buay RayapInformasi dari warga Sosoh Buay Rayap, bahwa Don pernah ditangkap karena kasus dugaan percobaan perkosaanInformasi dari tetangga Ida di Tangerang, yang juga warga Sumsel, diketahui bahwa Ida pernah akan dijual oleh suaminya ke Medan, tapi Ida menolak. 

Pernyataan dari Kanit Reskrim Pasar Kemis, Tangerang, I Ketut Parwa, bahwa ada sekitar 70 kasus penculikan di daerahnyaDiketahui, tidak sedikit korban penculikan akan dijualSekadar informasi, wilayah Tangerang terletak dekat dengan daerah transit melalui pelabuhan laut Bakauheni-Merak dan bandara internasional Soekarno-Hatta.(gus/wdi/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaji Tak Dibayar, Malah Disetrika


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler