Komnas Zoonosis akan Dibentuk

Gantikan Komnas Flu Burung, Urus Wabah

Rabu, 03 Maret 2010 – 02:13 WIB
Foto: KKPJayapura.or.id.
JAKARTA - Pemerintah mengkaji untuk mengganti Komisi Nasional Flu Burung dengan Komisi Nasional ZoonosisKomnas baru ini dibentuk agar penanganan seluruh wabah penyakit dan virus bersumber hewan bisa tertangani dengan cepat

BACA JUGA: Bersaing di Adipura Asia Timur

Hal itu diperlukan agar penanganan berbagai wabah berjalan sistematis dan tidak bersifat sementara (adhoc).

"Dibentuknya Komnas Zoonosis itu nanti untuk menampung penanganan flu burung, anthrax, rabies, dan lain-lain," kata Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi di Kantor Kemenko Kesra kemarin (2/3).

Menurut Bayu, Komnas itu juga akan menangani tugas penanganan virus flu burung yang kini masih ditangani oleh Komnas Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (FBPI)
Berdasar Perpres No 7 Tahun 2006, Komnas FPBI bersifat adhoc dan masa tugasnya berakhir pada 13 Maret 2010

BACA JUGA: Sri Mulyani Minta BUMN Tetap Simpan Dana di Bank Century

"Kami berharap Komnas Zoonosis tidak adhoc, tapi tetap dan berlanjut seterusnya," ujar pria yang juga menjabat Ketua Pelaksana Komnas FPBI ini.

Bayu mengusulkan Komnas Zoonosis perlu berada di "bawah Kementan, dan berada di bawah koordinasi Menko Kesra Agung Laksono
Alasannya, penanganan penyakit dan virus bersumber hewan paling pertama dilakukan oleh Kementan

BACA JUGA: Bupati Brebes Ditahan KPK

Bila penyakit tersebut mewabah, maka Menko Kesra bisa langsung mengambil alih untuk selanjutnya mengatur koordinasi dengan berbagai kementerian terkait"Kalau nanti merebak, Menko Kesra bisa mengambil alih koordinasinya dan kemudian koordinasi dengan Depkes (Kementerian Kesehatan)," katanya.

Bayu menyatakan, penanganan wabah virus flu burung di Indonesia hingga kini cukup terkendaliPada 2006, tingkat kematian akibat virus tersebut mencapai lima juta ekor unggas dan sekitar 45 orangPada 2009, tingkat kematian menurun drastis menjadi hanya 50 ribu ekor unggas dan sekitar 20 orang"Situasi penanganan flu burung terkendali betul di IndonesiaPenurunannya sangat drastis," kata dia.

Meski demikian, menurut Bayu, upaya penanganan virus flu burung harus dilanjutkanHal itu karena virus tetap akan ada di sekitar manusiaKarena itu, potensi flu buruh di masa mendatang tetap ada baik terhadap hewan dan manusia.

Bayu menyebutkan, fakta lain yang ditemukan sepanjang tahun lalu adalah kemampuan virus flu burung bermutasi dari H5N1 menjadi H1NI1Melalui perubahan pola tersebut, virus bisa menyerang dengan cara berbedaUntuk mengatasi flu burung dan berbagai virus lain, ia mendorong pentingnya pengembangan pemahaman lebih lanjut dan terintegrasi antara kesehatan hewan, manusia, dan lingkunganHal ini penting dilakukan agar penanganan berbagai virus bisa berjalan lebih optimal"Selama ini, di dunia dikenakl konsep one world, one healthJadi, kita ingin hal itu dipromosikan," katanya.

Sementara itu Anggota Komisi IX DPR Erwin Tunggul Setiawan mengatakan bahwa pembentukan Komnas Zoonosis bisa jadi mendesakNamun, kata dia, harus diperhatikan kewenangannya karena peran Komnas ini dengan kewenangan yang ada di Kementerian KEsehatan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)"Jangan sampai tugasnya tunmpang tindih dengan P2PL,"katanya.

Tunggul mengkhawatirkan pendanaan dari APBN akan membengkak bila Komnas baru itu dibentuk"Bila tugasnya sudah bisa ditangani oleh Kemenkes, untuk apalagi ada Komnas Zoonosis, karena akan terjadi pemborosan anggaran," singkatnya(jpnn/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setjen DPR Dituding Ikut Bermain


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler