jpnn.com, JAKARTA - Ingatan Gajah didukung Badan Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) Kemendikbudristek menggelar kompetisi tahunan yang bertajuk 3rd Critical Thinking Championship (CTC) 2023.
Kompetisi yang digelar pada 13 Agustus 2023 ini diikuti 44 sekolah dari 20 kota berbeda di Indonesia.
BACA JUGA: Yayasan Bakti Barito, STIR Education & Kemendikbudristek Berkolaborasi Tingkatkan Kompetensi Guru
Dari hasil seleksi tersisa 34 sekolah yang berasal dari 10 kota di Indonesia.
CTC memiliki beberapa tahapan yang dimulai dari workshop pelatihan critical thinking sebanyak 3x yang diisi berbagai narasumber seperti Direktur Indonesia Intelektual Akademi Yudi Lesmana, Natali Ardianto selaku salah satu founder Tiket.com dan Dr. Cashtry Meher, FIHFAA selaku public health doctor.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Dorong Pelestarian Sungai Berbasis Budaya lewat Ekspedisi Batanghari
Tahapan berikutnya adalah babak penyisihan di mana peserta akan diuji dengan sebanyak 50 pertanyaan berbentuk pilihan ganda terkait Categorizing, Pattern Analysis, Comparing, Ordering in Term of Size and Time, Analyzing Relationship, High Order Thinking Skills (HOTS).
Peserta melanjutkan ke babak semifinal dengan memilih isu topik, yaitu food waste, water pollution, dan stunting.
BACA JUGA: Indonesia jadi Incaran Kampus-Kampus Asing, Ini Harapan Kemendikbudristek untuk UT
Kemudian, 5 peserta terbaik dari masing-masing kelompok umur 11-14 tahun dan 15-18 tahun maju ke babak final untuk mempresentasikan topik yang telah dipilihnya dan melakukan sesi diskusi bersama panelis yang berpengalaman di bidangnya.
Kompetisi Critical Thinking Championship sudah diadakan sejak 2021. Di tahun ketiga ini terdapat kategori baru, yaitu kategori berkelompok nantinya para peserta membuat project prototype untuk pilihan topik food waste, water pollution, atau stunting dalam kelompok yang berisi 3-7 orang.
Tahun ini terbentuk total 10 kelompok yang mengikuti babak grand final dengan total peserta sebanyak 40 orang.
Perwakilan kelompok 9, Muhammad Ritzy (18) mengaku tidak menyangka bisa mendapat juara 1.
"Kami sudah berusaha berhari-hari, tetapi alhamdulillah memang rezeki kami dapat dan senang banget bisa jadi juara 1," kata Ritzy.
Perwakilan kelompok 9 lainnya, Sean Gaudi C (16) mengungkapkan riset yang mereka lakukan sangat banyak. Lalu, develop ide-ide prototype-nya.
Kelompok 9 berhasil menjuarai kompetisi ini karena project prototype-nya yang orisinal dan mudah diduplikasi bernama Ecopet Bites.
Project ini berhasil mengubah food waste menjadi makanan kucing.
Berdasarkan penelitian mereka, lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia memiliki hewan peliharaan, salah satunya kucing.
Saat makanan sisa di rumah sudah tidak ada yang mengonsumsinya lagi, maka user dapat mengubahnya dengan metode Ecopet Bites agar makanan ini disukai hewan peliharaan.
Salah satu panelis, yaitu Dr. Soepriyatna dalam lomba CTC mengatakan sangat amaze anak-anak dari umur yang sangat muda, bahkan ada yang masih 12 tahun sudah bisa memberikan pendapatnya dan argumennya secara kritis dilengkapi data-data di depan panggung.
"Saya rasa kegiatan ini akan memiliki banyak dampak positif bagi generasi muda di masa yang akan datang," ujarnya.
Panelis lainnya, Dr. Cashtry Meher, FIHFAA seorang public health doctor mengatakan anak-anak pada kompetisi ini sangat-sangat cerdas.
Mereka mampu menjelaskan topik tentang stunting yang sudah diajarkan sebelumnya lewat pelatihan-pelatihan prakompetisi dengan sangat baik.
Tidak hanya itu, mereka juga mampu memberikan usulan dan solusi yang bisa diimpelementasikan di masyarakat untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.
Panelis lainnya yang tergabung di kompetisi ini ialah Aang Hudaya selaku Master Trainer Global Ecobrick Alliance (GEA) & Inisiator Bank Sampah Spirit, Ir. Widi Pancono selaku Ketua 3 Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, dan Heru Kurnadi selaku Praktisi Industri Digital.
Juara peserta termuda terbaik diraih oleh Dipodanendra Singosewoyo dari SMPN 41 Jakarta, karena usianya yang 12 tahun dengan membawa topik stunting dan juara peserta rerfavorit diraih Asyer Lie Sigalingging dari SMP Swasta Maitreyawira Kisaran Sumatera Utara karena mendapatkan views, comments, dan like terbanyak tentang water pollution yang di-upload pada youtube.
Kompetisi critical thinking championship ini akan diadakan secara tahunan yang bisa diikuti berbagai sekolah di Indonesia. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbudristek Tetapkan Sambas & Bengkayang sebagai Lokasi KKN Kebangsaan 2023
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad