jpnn.com - SAMARINDA - Hingga hari ketiga menjalani perawatan di Intensive Cardiology Care Unit (ICCU) RSUD AW Sjahranie (AWS), Samarinda, kondisi Syaukani HR tak mengalami perubahan signifikan. Proses pernapasannya 80 persen ditopang ventilator.
Rencana melakukan CT scan untuk mengetahui imbas serangan jantung masih urung dilakukan. Tim dokter spesialis secara intensif mendata perkembangan kesehatan Kaning --sapaan akrabnya. Begitu juga Kepala Ruang ICCU Paviliun Sakura, RSUD AWS, dr Satria Sewu.
BACA JUGA: Ya Ampun, Banyak Rumah Makan yang Kolaps
Dilaporkan Kaltim Post (Jawa Pos Group) hari ini, kemarin (26/7) para pembesuk mantan bupati Kutai Kartanegara (Kukar) itu makin terbatas.
Di pintu ruang ICCU, petugas rumah sakit menuliskan larangan membesuk Syaukani, lantaran sedang menjalani perawatan ekstraintensif.
BACA JUGA: Ricuh, Eksekusi Lahan Pertanian Dihadang Ratusan Warga
“Sebenarnya ruang ICCU ini memang tidak boleh pembesuk masuk. Selain karena ruangannya steril, pasien juga sedang mendapat pengawasan intensif oleh perawat. Juga demi kebaikan pasien,” kata Satria kepada Kaltim Post.
Terkait perkembangan kesehatan Kaning, Satria enggan merinci. Menurutnya, hal tersebut diserahkannya kepada pihak keluarga, lantaran hasil perkembangan kesehatan sifatnya rahasia. “Kecuali pihak keluarga sudah memberikan izin untuk menyerahkan kepada kami menjawabnya,” tambah Satria.
BACA JUGA: Astaga! Telapak Kaki Bocah Ini Tergilas Roda Kereta Api
Di luar ruang ICCU, sejumlah staf pribadi Bupati Kukar Rita Widyasari tampak sibuk. Rupanya mereka sedang mencari perlengkapan dan keperluan Syaukani maupun keluarga.
Rita yang sehari-harinya sibuk mengurus pemerintahan dan berkecimpung dalam aktivitas politik, hari itu tampak berbeda.
Ia seolah sedang fokus mendampingi sang ayah yang sedang koma. Yang menarik, Rita sempat meminta kepada staf pribadinya mencarikan makanan ringan. Rupanya yang dipesan Rita hari itu adalah pentol bakso dan cireng. Makanan yang biasa menjadi jajanan anak-anak sekolah itu, menjadi pilihan Rita menemani sang ayah.
Seorang sopir, serta dua staf pribadinya langsung sigap memenuhi keinginan Rita. Dengan menggunakan sebuah mobil Hummer berwarna hitam, ketiganya pun terlihat meluncur mencari camilan.
“Ya, ibu tadi minta carikan pentol dengan cireng. Supaya mudah mencarinya lagi, kami juga minta nomor HP pedagang tersebut,” ujar seorang staf Rita.
Rita dan keluarga masih optimistis serta berusaha untuk kesembuhan sang ayah. Pihak keluarga, menurutnya, memutuskan untuk menyerahkan sepenuhnya kepada tim dokter dari RSUD AW Sjahranie.
Dia juga mengakui kehidupan ayahnya kini sudah bergantung pada alat ventilator. “Ya kalau dilepas alat ventilatornya, ayah tidak bisa lagi bernapas,” ungkap Rita kepada Kaltim Post.
Sejumlah pihak sempat menyarankan agar melepas sejumlah alat yang terpasang pada tubuh Kaning. Namun, optimisme keluarga menurutnya lebih besar. Sehingga saran untuk melepas alat ventilator tersebut urung dilakukan.
“Saat ini kami memang berharap mukjizat saja lagi. Dulu bapak pernah mengalami hal seperti ini. Dulu dari serangan stroke ke koma. Kalau sekarang kan dari kondisi beliau yang tidak sadar, ditambah serangan jantung lalu koma. Jadi, mungkin memang lebih sulit lagi,” tambahnya.
Dalam akun BlackBerry Messenger miliknya, Rita menyatakan akan segera kembali fokus mengemban amanah sebagai bupati Kukar. Terkait kesehatan sang ayah, menurutnya akan terus didampingi dan berdoa menyerahkan kepada Tuhan.
Diketahui, Sabtu (23/7), sekira pukul 21.00 Wita, Syaukani dilarikan ke RSUD AWS Samarinda. Sesampainya di rumah sakit, dia langsung masuk ruang ICCU dan dipasang alat ventilator untuk membantu pernapasan. Dia dibawa dari rumahnya di Jalan Langsat, Samarinda, dengan ambulans. Istri Syaukani, Dayang Kartini menemani saat perjalanan menuju rumah sakit.
Begitu juga dokter pribadi Syaukani, yakni dr Rudi Peleh dari RSUD Parikesit, Tenggarong, yang sempat memberikan penanganan medis awal. Di ruangan berukuran sekitar 4x5 meter itu, Syaukani langsung mendapat penanganan khusus dari tiga dokter spesialis.
Yaitu, dokter spesialis jantung, spesialis penyakit dalam, dan spesialis saraf. Kepada Kaltim Post, Rudi Peleh membenarkan bahwa Syaukani sempat mengalami serangan jantung. Jadi, detak jantungnya sempat hilang beberapa saat. (qi/far/rom/k15/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat Deh, Wajah Melas Pencuri yang Ditembak Polisi
Redaktur : Tim Redaksi