Konferensi Islam Internasional: Indonesia Tawarkan Ide Gus Yaqut soal Moderasi Beragama

Sabtu, 14 Mei 2022 – 23:52 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com.

jpnn.com, ABU DHABI - Program prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, yakni moderasi beragama mulai ditawarkan kepada dunia Islam sebagai solusi membendung ektremisme dan terorisme.

Menurut Yaqut, untuk mengatasi dan membendung ekstremisme dalam beragama, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan penguatan moderasi beragama. 

BACA JUGA: Sebegini Jumlah Jemaah yang Belum Melunasi Biaya Haji 2022, Kemenag Siapkan Cadangan

"Kebijakan ini bertujuan untuk memoderasi paham, sikap dan tindakan yang ekstrem dalam beragama, baik ekstrem kanan maupun kiri,” demikian pesan Menag yang disampaikan Staf Ahli Menteri Agama bidang Hukum dan HAM Abu Rokhmad dalam Konferensi Internasional.

Konferensi ini diselenggarakan The World Muslim Communities Council (al-Majlis al-‘Alami li al-Mujtama’at al-Muslimah) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UAE) sejak 8 - 9 Mei 2022.

BACA JUGA: Layanan Ini Hanya untuk Calon Jemaah Haji yang Sudah Vaksinasi Booster

Membacakan sambutan Menag, Abu Rokhmad menjelaskan, ada empat indikator penting dalam moderasi beragama. Salah satunya adalah bersikap toleran terhadap keragaman.

Tiga indikator lainnya adalah komitmen kebangsaan, antikekerasan dan ramah terhadap budaya lokal.

BACA JUGA: Kemenag Menargetkan 131.330 Guru PAI Punya Serdik Tahun Ini

“Melalui moderasi beragama, umat Islam di seluruh dunia bisa lebih mudah untuk mewujudkan persatuan Islam,” ujarnya.

Selain itu, untuk mewujudkan persatuan Islam, dibutuhkan kesadaran tentang keragaman (diversity) dan perbedaan di antara umat manusia.

Konferensi ini dibuka oleh Menteri Toleransi dan Koeksistensi UAE Sheikh Nahyan bin Mubarak al-Nahyan. Dalam sambutannya, al-Nahyan menekankan pentingnya berbagai kajian dan upaya dalam mewujudkan persatuan Islam di seluruh dunia.

Ketua The World Muslim Communities Council Ali Rasyid al-Nuaimi selaku penyelenggara konferensi ini menyatakan, persatuan Islam merupakan hal terpenting yang mendominasi pikiran umat Islam sekarang ini.

Pada mulanya, persatuan Islam di era modern merupakan isu intelektual yang menginspirasi dunia Islam untuk melepaskan diri dari kolonialisme.

Pascakolonialisme, tambahnya, dunia Islam mengalami berbagai perubahan mendasar dalam bidang sosial, politik dan juga intelektual. Kemudian lahirnya partai-partai politik yang mengadopsi Islam, membuat konsep persatuan Islam menjadi tidak begitu jelas lagi. 

"Konferensi ini akan membahas realitas persatuan Islam dari berbagai sudut beserta seluruh tantangan yang dihadapinya," jelas al-Nuaimi. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendaftaran Imam Masjid untuk UEA Masih Dibuka, Kuota Lumayan Banyak


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler