Konflik KPK Vs Polri Disinyalir Imbas Persaingan Petinggi Kepolisian

Rabu, 28 Januari 2015 – 18:45 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyatakan bahwa perseteruan antara KPK vs Polri tidak terlepas dari faktor persaingan di antara para petinggi di kepolisian. Menurutnya, friksi itu tak terlepas dari persaingan memperebutkan posisi Kapolri.

“Ada perang bintang,” kata Neta di Jakarta, Rabu (28/1). “Ada tiga faksi dalam perang bintang itu.”

BACA JUGA: Bantah Jokowi Online, Istana Dicap Takut Blunder

Lebih lanjut Neta menjelaskan, faksi pertama adalah kelompok pendukung Sutarman yang belum rela mantan Kabareskrim itu dicopot saat masa aktifnya di Polri belum habis. Faksi kedua, lanjut Neta, dari kelompok yang merasa berhak menjadi Kapolri dibanding Komjen Budi Gunawan yang telah diusulkan Presiden Joko Widodo dan mendapat persetujuan DPR.

“Faksi ketiga adalah kelompok yang sengaja bikin kekacauan. Harapannya bisa terpilih menjadi Kapolri," papar Neta. Lantas siapa saja jenderal-jenderal Polri yang terlibat perang bintang di kepolisian itu? Neta enggan membeberkannya.

BACA JUGA: Pengamat Dorong Hasto Terus Umbar Fakta tentang Abraham Samad

Mantan wartawan yang sudah lama mengamati Polri itu menambahkan, perang bintang di kepolisian bukan rahasia lagi. Ia justru menyarankan agar Presiden Jokowi segera melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri definitif. Pasalnya, Budi juga sudah mengantongi persetujuan DPR.

"Kalau mau diselesaikan, Presiden harus berani tegas, jalankan konstitusi dengan melantik Komjen BG. Apakah seminggu kemudian presiden mau gunakan hak prerogatifnya, silahkan saja, sekalian melakukan penataan di tubuh Polri," cetusnya.

BACA JUGA: Desak Tim 9 Ungkap Persaingan Petinggi Kepolisian

Pandangan Neta bisa jadi tak berlebihan. Sebab,  sebelumnya, Kompolnas mengajukan tiga jenderal bintang tiga sebagai kandidat Kapolri. Mereka adalah Kalemdikpol Komjen Budi Gunawan, Irwasum Komjen Dwi Prayitno dan Kabareskim Suhardi Alius. Namun, Presiden Joko Widodo dengan hak prerogatifnya menetapkan satu nama saja, yakni Komjen Budi Gunawan atau sering disapa BG.

Tak lama kemudian, Komjen BG ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus suap dan gratifikasi. Diduga, status tersangka untuk BG tak datang dari langit dalam waktu sekejap. Namun ada yang bermanuver, termasuk menyeret petinggi Bareskrim yang memagang data penting terkait ekonomi dan perbankan.(dms/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus BLBI Jalan Terus, Sjamsul Nursalim Tetap Dalam Radar KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler