jpnn.com, WASHINGTON - Komite pembahasan anggaran di kongres AS akhirnya sepakat. Negosiasi kubu Demokrat dan Republik menghasilkan keputusan bahwa dana tembok perbatasan sebesar USD 1,250 miliar (Rp 19 triliun). Di saat yang sama, Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa janji temboknya masih akan terwujud.
Kesepakatan tersebut diperoleh setelah pertemuan komite Senin lalu (11/2). Para legislator itu memilih bergegas untuk merampungkan draf anggaran.
BACA JUGA: Petinggi Militer AS Khawatir Trump Salah Langkah di Syria
Sebab, rancangan tersebut juga masih harus melalui sidang Dewan Perwakilan dan Senat AS sebelum ditandatangani Trump. Semua proses itu harus selesai pada Jumat jika petinggi negara ingin menghindari shutdown.
''Sudah ada kesepakatan. Semoga saja bisa lolos (di kursi presiden),'' ujar Ketua Komite Anggaran Senat AS Richard Shelby dilansir Reuters.
BACA JUGA: Urusan Ranjang Hambat Pembahasan Anggaran di Kongres AS
Demokrat menang banyak dalam kesepakatan tersebut. Sebab, nilai anggaran pembatas fisik jauh dari usulan Trump yang sebesar USD 5,7 miliar (Rp 80 triliun). Kesepakatan itu juga menyetujui agar kuota penangkapan imigran di perbatasan selatan bisa dibatasi. Meski, belum ada angka pasti.
''Kami memulai dari nol dolar untuk tembok, lalu berkompromi memberikan anggaran. Sekarang, giliran mereka (Republik) untuk berkompromi juga,'' ucap anggota Dewan Perwakilan Lucille Roybal-Allard, politikus Demokrat.
BACA JUGA: Korsel Setuju Bayar Rp 12,79 Triliun demi Perlindungan Tentara AS
Menurut New York Times, anggaran itu bisa digunakan untuk membiayai 88 kilometer pagar perbatasan. Namun, Trump ingin temboknya bisa membentang sepanjang 346 kilometer.
Lalu, bagaimana sisanya? Dalam pidatonya di El Paso, Trump menegaskan hal itu bukan masalah. Di kota yang berbatasan langsung dengan Meksiko tersebut, Trump menyatakan bahwa kesepakatan itu tak menjadi penghambat misinya. ''Bagaimanapun hasilnya, kami tetap membangun tembok itu,'' tegasnya.
Kunjungan Trump ke kota perbatasan itu dilakukan untuk menguatkan pentingnya pembatas fisik di sana. Sayang, sebagian besar penduduk El Paso tak setuju. Protes mengenai pernyataan Trump sudah melayang bahkan sebelum Trump mengunjungi kota tersebut.
Wali Kota El Paso Dee Margo menolak klaim sang presiden bahwa kota merupakan salah satu yang paling berbahaya di AS. Protes itu tak digubris Trump.
''Dia (Dee Margo) itu penuh omong kosong. Benar tidak?'' ujar taipan 72 tahun tersebut di hadapan simpatisan dalam pidatonya.
Tak jauh dari stadion Trump berkampanye, ratusan warga El Paso mengadakan demo. Mereka menolak kehadiran Trump yang mengucilkan peran imigran di Negeri Paman Sam.
''Trump mengolok-olok keluarga saya yang pejuang,'' kata Isabel Harris, imigran Meksiko yang merelakan anaknya cacat setelah berjuang di perang Iraq. (bil/c17/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ikhtiar Donald Trump demi Tembok Penghalau Imigran
Redaktur & Reporter : Adil