Kongres Disoal Budayawan, Kemendikbud Siap Evaluasi

Senin, 14 Oktober 2013 – 06:43 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) baru saja melaksanakan agenda akbar Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) di Jogjakarta, pekan lalu. Kongres itu ditutup dengan suara sumbang. Yakni protes dari sejumlah budayawan setempat.

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kacung Marijan membenarkan ada aksi protes tersebut. Penyebab aksi protes itu beragam. Mulai dari tudingan jika kongres ini tidak mengundang budayawan Jogjakarta. Selain itu muatan dari kongres ini juga disebut asal-asalan oleh sejumlah budayawan setempat. Tahun ini KKI mengambil tagline Kebudayaan untuk Indonesia.

BACA JUGA: Kemendikbud: Pembangunan Pabrik Baja Harus Disetop

"Tidak benar jika kami tidak melibatkan budayawan Jogjakarta. Silahkan dicek di absensi panitia," katanya, Minggu (13/10).

Kacung menuturkan ada salah persepsi untuk urusan undangan itu. Tapi dia tidak mempersoalkannya, karena isu-isu kebudayaan saat ini sangat dinamis.

BACA JUGA: Kampus Swasta Keluhkan Proses Akreditasi Lamban

Dia mengatakan bahwa tempat dalam setiap KKI itu berbeda-beda. Khusus pada KKI 2013 ini, tema yang ditetapkan adalah tentang diplomasi budaya. Guru besar Universitas Airlangga itu mengatakan, budayawan yang diundang pada KKI 2013 ini sesuai dengan temanya.

Dengan mengambil tema diplomasi budaya, Kacung menegaskan tidak semua bidang budayawan bersinggungan dengan KKI ini. Dalam kongres ini, umumnya budayawan yang diundang adalah mereka yang memahami tentang artefak dan kemampuan memasarkan produk-produk budaya ke dunia internasional.

BACA JUGA: Cuti Bersama 2014 Tidak untuk Guru-Dosen

"Jadi saya tegaskan terlalu berlebihan jika di sbeut KKI di Jogjakarta kemarin tidak mengundang budayawan Jogjakarta," tandasnya. Meskipun begitu Kacung tetap menerima masukan dari masyarakat untuk pembenahan pelaksanaan KKI di tahun-tahun berikutnya.

Dia menegaskan bahwa penentuan tema dilakukan oleh perkumpulan budayawan, bukan Kemendikbud. Kacung menjelaskan Kemendikbud hanya menetapkan lokasi pelaksanaan KKI dan urusan penganggarannya. Dia berharap hasil-hasil pembahasan dalam KKI kemarin bisa dijalankan oleh masyarakat, khususnya insan budayawan.

Kacung mengatakan KKI 2013 mengeluarkan sejumlah keputusan. Diantaranya adalah pembuatan cetak biru (blue print) pembangunan kebudayaan. Dia mengakui selama ini kebudayaan belum menjadi arus utama (mainstream) dalam pembangunan negara. Ke depan, dia menegaskan, pembangunan negara harus dikaitkan dengan kebudayaan. "Artinya, setiap pembangunan yang dilakukan memiliki basis kebudayaan yang kuat," papar dia. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggaran Universitas Andalas Terancam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler