jpnn.com, NAZARETH - Seorang arkeolog Inggris Profesor Ken Dark mengklaim telah menemukan rumah masa kecil Yesus Kristus di Israel.
Mahaguru arkeologi Universitas Reading itu menyatakan bahwa situs penting tersebut ada di bawah reruntuhan sebuah biara di Nazareth.
BACA JUGA: Ada Twitwar Akun Israel Vs Tuhan Gegara Twit soal Yesus Orang Palestina
Ken meyakini situs tersebut sebagai rumah masa kecil Yesus setelah menelitinya selama 14 tahun.
Ada beberapa argumen yang mendasari Ken meyakini situs tersebut pernah menjadi tempat tinggal Yesus. Menurutnya, situs itu merupakan rumah tempat tinggal Yusuf yang notabene ayah angkat Yesus.
BACA JUGA: Wow! Lukisan Yesus Ini Laku Dilelang Rp 6 Triliun
Lokasi yang diyakini sebagai tempat tinggal masa kecil Yesus itu merupakan rumah peninggalan abad pertama. Sejak era 380-an Masehi, situs itu juga diyakini sebagai tempat Yusuf dan Maria membesarkan yesus.
Namun, anggapan itu dimentahkan pada 1930-an. Sementara Ken yang telah meneliti situs itu sejak 2006 meyakini bahwa Yesus pernah tinggal di lokasi tersebut.
BACA JUGA: Selebaran Yesus Juga Bayar Pajak Beredar, Ini Penjelasan DJP
Rumah itu merupakan bukit kapur yang dipahat menjadi seperti gua alami. Beberapa bagian di dalamnya seperti tangga masih bertahan.
Profesor Ken dalam bukunya yang bertitel The Sisters of Nazareth Convent menyebut gaya rumah tersebut menunjukkan bahwa itu tempat tinggal miliki Yusuf.
Memang Alkitab menyebut Yusuf sebagai tukang kayu. Namun naskah kono berbahasa Yunani menyebutnya sebagai tekton atau orang yang menguasai material tentang bangunan.
Oleh karena itu Profesor Ken meyakini rumah dua lantai dalam gua itu sebagai peninggalan Yusuf.
Selain itu, Profesor Ken juga menemukan pecahan tembikar yang lazim dipakai keluarga Yahudi pada era tersebut.
Kerja lapangannya juga mengungkap sebuah gereja di dalam gua peninggalan abad keempat Masehi, atau bersamaa dengan era ketika Imperium Romawi di bawah Kaisar Konstantin mengadopsi Kristen sebagai agama kekaisaran.
"Semua alasan untuk meragukan bahwa itu mungkin telah hilang. Ini adalah hal menarik," ujar Profesor Ken.(The SUN/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni