jpnn.com - BANJARNEGARA - Tim penyelamat yang bahu-membahu mencari korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, berhasil membersihkan material longsoran yang memutus akses jalan provinsi.
Pembukaan akses itu menjadi bagian penting dalam upaya pencarian korban serta penyaluran bantuan.
Sebelumnya, timbunan material tanah itu menutup jalan hingga lebih dari 36 jam. Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan, longsoran di jalan sektor 1 dan 2 sudah dibersihkan.
BACA JUGA: Wako Prabumulih Dinilai Serius Perjuangkan Nasib Honorer
"Tapi, untuk timbunan material longsor di jalan sektor 3 dan 4, hingga kini masih terus dilakukan pembersihan dengan alat berat," ujar Syamsul di lokasi longsor kemarin.
Selain membuka akses, upaya pencarian korban secara simultan tetap dilakukan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kemarin meninjau lokasi longsor meminta proses evakuasi dituntaskan lebih dulu sebelum kegiatan lain.
"Sekarang lebih penting evakuasi dulu. Saya sudah pesan tadi, dirampungkan dulu untuk evakuasinya. Saya tidak akan bicara yang lain, konsentrasi evakuasi," ucap dia.
Presiden mengatakan, bantuan ekskavator akan dioptimalkan. "Nanti kalau jalannya sudah dibersihkan dari material yang menutup ruas jalan, ekskavator masuk. Diperkirakan besok (hari ini, Red) ekskavator masuk," kata Jokowi.
Saat ditanya mengenai batas waktu evakuasi, presiden mengatakan bahwa hal itu akan mempertimbangkan perkembangan di lapangan. Jokowi mengakui bahwa banyak titik rawan longsor di Jawa Tengah. Karena saat ini musim hujan, dia mengimbau seluruh warga berhati-hati dan waspada.
Selain meninjau lokasi longsor, presiden dengan didampingi Ibu Negara Iriana mengunjungi tempat pengungsian warga Dusun Jemblung di Desa Ambal, Kecamatan Karangkobar. Radar Banyumas (Jawa Pos Group) melaporkan, di tempat itu presiden memberikan bantuan kepada para pengungsi, khususnya yang rumahnya tertimpa tanah longsor.
Kepala Desa Sampang Purwanto mengatakan, presiden memberikan sejumlah uang untuk setiap keluarga korban longsor, terutama yang rumahnya tertimpa longsoran. Selain itu, papar dia, Jokowi memberikan uang Rp 20 juta kepada kepala Dusun Jemblung untuk memenuhi keperluan pengungsi selama beberapa hari.
BACA JUGA: Pengaduan Publik Didominasi Pertanahan
"Di Dusun Jemblung terdapat 82 keluarga yang terdiri atas 253 jiwa. Jumlah warga kami yang tertimbun sekitar 100 orang," kata Purwanto.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, para korban akan langsung diberi santunan berupa uang. Besarannya Rp 5 juta bagi korban meninggal dan Rp 1 juta bagi korban luka-luka. "Kami harap bantuan tersebut dapat meringankan dan sedikit membantu para korban," ujarnya.
Selain santunan, Kementerian Sosial juga kembali mengirimkan bantuan logistik menuju Jawa Tengah. Dua truk yang berisi paket bantuan tersebut telah diberangkatkan dari Jakarta kemarin. Satu truk bakal langsung menuju Banjarnegara. Sementara lainnya akan ditujukan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Bantuan logistik tersebut berisi bahan pokok, makanan anak, selimut, dan sejumlah family kit. "Ada beberapa lokasi di sekitar yang juga mengalami longsor. Bantuan akan dibagi juga ke sana," ungkapnya.
Selain tenda pengungsian, pihaknya juga menyediakan kamp pemulihan bagi anak-anak korban longsor. Di tempat itu, terdapat beberapa aktivis dan tim tagana yang ditugasi khusus untuk membantu mengurangi trauma yang dirasakan anak-anak.
Di sisi lain, tim penyelamat tak kenal lelah untuk terus mencari korban. Sebanyak 2 ribu personel tim gabungan dari Tim Reaksi Cepat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), TNI, Polri, Basarnas, PMI, tagana, relawan, serta masyarakat bahu-membahu mengevakuasi korban.
Hingga kemarin malam, jumlah korban meninggal yang bisa ditemukan mencapai 32. Identitas 25 jenazah telah berhasil diketahui, sedangkan 7 lainnya masih diidentifikasi.
"Korban yang sudah teridentifikasi sudah diambil keluarga dan dimakamkan. Sementara yang belum, tim Inafis Polri masih terus melakukan identifikasi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Sementara itu, diduga kuat masih banyak korban lain yang belum ditemukan. BNPB menyebut, ada 76 orang yang masih dinyatakan hilang. Sedangkan data dari Kemensos menyebutkan, 108 orang diperkirakan masih tertimbun longsoran.
Sutopo menyatakan, untuk mempercepat pencarian, tim gabungan telah menurunkan anjing pelacak milik Polri. Selain itu, sepuluh alat berat dan tujuh dump truck dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mulai diturunkan kemarin. Dia berharap proses evakuasi bisa selesai dalam waktu dekat.
Berdasar data sementara Posko Induk BPBD Banjarnegara, hingga kemarin jenazah yang telah ditemukan 32. Tujuh orang di antaranya belum teridentifikasi. Sementara itu, jumlah pengungsi mencapai 649 jiwa. Mereka tersebar di 12 lokasi pengungsian.
BNPB mulai mencatat kerusakan yang terjadi. Berdasar data sementara, 35 unit rumah rusak parah/hilang karena tertimbun longsoran, 1 masjid hilang, sungai sejauh 1 km tertutup longsoran, 8 ha sawah rusak, dan 5 ha kebun palawija rusak. Selain itu, 5 sapi, 30 kambing, serta 500 ayam dan itik mati. Sementara nilai kerugian masih dihitung.
Sutopo mengatakan, bencana itu memakan korban paling banyak selama 2014. Berdasar pemetaan BNPB, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur adalah provinsi dengan bencana longsor paling banyak. Daerah yang berkali-kali mengalami bencana longsor, antara lain, Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Garut, Bandung Barat, dan Tasikmalaya.
BACA JUGA: Dua Anggota Tim SAR Ikut Jadi Korban
Juga Purbalingga, Banjarnegara, Karanganyar, Wonosobo, Temanggung, Cilacap, Grobogan, Pemalang, Brebes, Pekalongan, Pacitan, Ponorogo, Malang, Jember, dan beberapa wilayah lain. (mia/dyn/ali/JPNN/c11/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kantor Camat Jauh, 74 Ribu Warga Belum Urus e-KTP
Redaktur : Tim Redaksi