JAKARTA - Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, menyatakan, kesimpulan bahwa pengambilalihan kedaulatan negara sebagai tujuan akhir para teroris di Indonesia bukan cerita yang direkayasaKesimpulan itu merupakan hasil penyelidikan dan pengumpulan fakta lapangan dari kelompok teroris yang kini masih terus beraksi.
"Ini bukan karangan atau prediksi, tapi ini konsep yang mereka (kelompok teroris) siapkan," ujar Kapolri dalam keterangan persnya di Mabes Polri, Jumat (24/9)
BACA JUGA: Kewalahan, Polri Gandeng Pasukan Elit TNI
Dijelaskannya, konsep pembentukan negara dengan ideologi Islam seperti yang diyakini para terosis merupakan tujuan akhirMenurut Kapolri, dalam proses awal para teroris menunjukkan eksistensi dengan melakukan serangkaian ledakan sejak awal tahun 2000 lalu
BACA JUGA: Polri Sebut Abu Tholut sebagai Sosok Utama
Objek serangannya berupa rumah ibadah dan asset-aset milik warga asingBACA JUGA: DPD Usulkan I Wayan Sudirta Jadi Jaksa Agung
Belakangan, serangan teror ini mendapatkan perlawanan sengit dari negara melalui kepolisianSehingga kini, serangan itu juga diarahkan kepada polisi selaku alat negara yang menghalang-halangi aksi tersebutInilah yang kini disebut polri sebagai perubahan pola serangan dari Far Enemy menjadi Close Enemy (musuh dekat)Bahkan tak hanya negara yang dilawan, suasana perang yang mereka kobarkan membuat masyarakat yang dinilai berlainan faham boleh untuk diserang dan dihabisi"Membunuh kita (polisi) dianggap halal karena kita juga dianggap orang kafir," tambahnya.
Hal itu juga terlihat dari beragam perampokan yang digunakan sebagai sarana penghimpunan danaTerakhir adalah perampokan CIMB Niaga, Medan yang disebut polisi sebagai bagian dari Fa’i (perampokan untuk pengumpulan dana).
Menurut polisi, hasil rampokan digunakan untuk mendanai latihan militer seperti yang dilakukan di pedalaman AcehPolri menyimpulkan pelatihan itu bertujuan penyerbuan dan penembakan terhadap pejabat negara saat perayaan 17 Agustus lalu.
Dengan intensitas perlawanan ini, para teroris juga akan menjadikan Indonesia sebagai medan Jihad seperti Afganistan dan Pakistan yang memungkinkan datangnya para pejuang (mujahid) dari negara lain"Mendatangkan mujahid dari Irak, Pakistan dan Afganistan, ini rencana mereka, dan merebut kekuasaan negara," tambahnya.(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pergantian Kapolri, Kinerja Polisi Memburuk
Redaktur : Tim Redaksi