jpnn.com, JAKARTA - Kandungan yang terdapat pada buah-buahan bisa meningkatkan daya tahan tubuh guna membantu sistem imunitas untuk melawan penyakit dan virus corona.
Di sisi lain, kebutuhan akan buah menjadi prospek yang baik bagi para petani di masa pandemi Covid-19 saat ini.
BACA JUGA: 4 Manfaat Ajaib Buah Melon untuk Kesehatan Tubuh
Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto mengajak petani buah di seluruh Indonesia memanfaatkan momentum pasar saat ini.
“Kita punya buah tropis yang luar biasa besarnya, mulai dari manggis, durian, alpukat, nenas, pisang, jeruk bahkan apel dan strawberry," kata Anton panggilan akrabnya, saat dihubungi, Selasa (26/1).
BACA JUGA: 5 Kulit Buah-buahan Ini Ternyata Baik untuk Kesehatan Lho
Anton menjelaskan volume produksi sementara pada 2021 ini menunjukkan angka 23 juta ton.
Dia menegaskan inilah saatnya buah-buahan lokal merajai pasar dalam negeri.
BACA JUGA: Guru Besar IPB: Kebijakan Impor Buah Pemerintah Pertimbangkan Kepentingan Petani
"Meskipun demikian, untuk jenis buah tertentu seperti pisang kami imbau agar petani memetik buah saat memang sudah umur panen atau matang fisiologis. Jangan sampai menjual buah ‘karbitan’ atau buah muda yang dipaksa matang,” ujar Anton.
Ia menjelaskan secara umum buah-buahan lokal sangat aman dikonsumsi karena biasanya dari kebun langsung didistribusikan ke pasar.
“Rantai pasoknya juga tidak terlalu panjang sehingga tidak perlu perlakuan khusus penambahan zat-zat kimia tertentu apalagi sampai menggunakan zat kimia berbahaya,” ujar Anton.
Ia mengatakan bahwa jajarannya secara konsisten membimbing petani atau pedagang buah untuk menghindari praktik pematangan buah menggunakan bahan kimia berbahaya seperti amonia atau sulfur dioksida atau lainnya.
“Penggunaan bahan kimia berbahaya seperti amonia atau sulfur dioksida kalau sampai tertelan manusia bisa merusak sistem syaraf dan memengaruhi fungsi hati maupun ginjal," katanya.
Anton menambahkan buah yang dipaksa matang dengan bahan kimia berbahaya, selain berpengaruh terhadap kualitas juga rasa.
Nilai gizinya juga akan berkurang karena dalam proses pematangan paksa.
Proses terbentuknya gula alami menurun dan sintesis vitamin berkurang.
"Siapa yang rugi? Tentu semua pihak akan dirugikan,” tegasnya.
Direktur Buah dan Florikultura Liferdi Lukman tidak menampik peluang adanya praktik curang dalam perniagaan buah-buahan.
Ia mengimbau konsumen agar lebih teliti sebelum mengonsumsi buah.
Liferdi menjelaskan ciri-ciri buah yang matang akibat penggunaan bahan kimia di antaranya warna buahnya tampak lebih seragam.
Tampilannya tidak menarik alias pucat, aroma buahnya ringan dan tercium bau kimia dan rasa buahnya hambar.
"Meskipun kulitnya tampak menguning, bagian tengahnya terasa keras. Buah tersebut juga tidak tahan simpan, lebih cepat busuk,” ungkapnya dikonfirmasi terpisah.
Liferdi menuturkan masyarakat pecinta buah dituntut jeli agar bisa mengidentifikasi buah-buahan yang dimatangkan dengan bahan kimia berbahaya tersebut.
Saat menunjukkan video cairan pematang buah, Liferdi mengungkapkan bahwa obat yang dipakai sebetulnya aman namun pemakaiannya yang salah.
“Harusnya untuk pisang dilakukan penyemprotan pada pangkal buah bagian atas. Sementara pada mangga, penyemprotan dilakukan pada pangkal malai namun untuk mangga tidak disarankan. Bila tidak tepat waktunya pemasakan, akan membuat jatuh buahnya,” terang Liferdi.
Secara alamiah, tumbuhan pada dasarnya memiliki hormon pertumbuhan yang disebut dengan etilen.
Hormon ini bertanggung jawab dalam mengatur dan merangsang pemasakan buah, pemekaran mahkota bunga, menebalnya batang pohon, serta mempercepat gugurnya daun.
Produksi etilen meningkat saat buah siap matang.
Peningkatan ini memicu transformasi buah yang keras, hijau, kusam berubah menjadi buah yang lembut, mencolok dan lezat untuk dimakan.
Melihat besarnya manfaat dari senyawa etilen ini dan seiring dengan perkembangan teknologi, etilen diproduksi secara buatan.
Etilen buatan (artificial ethylene) mengandung senyawa ethephon, yang berfungsi sama dengan etilen, berwujud larutan cair dan dapat melepaskan hormon senyawa etilen ini di dalam tubuh tanaman. Penggunaan etilen untuk mematangkan buah dinilai masih wajar dan buahnya aman dikonsumsi. Dengan syarat, tetap mengikuti dosis dan aturan penggunaan yang ditentukan. (ikl/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Boy