jpnn.com - JAKARTA - Kinerja sektor listrik Indonesia akhir-akhir ini terus digoyang dengan defisit pasokan listrik. Namun pemerintah masih optimistis pelayanan kebutuhan listrik kepada masyarakat masih terus berkembang.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman mengatakan, pertumbuhan konsumsi listrik di Indonesia memang cukup besar. Hal tersebut didorong oleh membaiknya standar hidup masyarakat Indonesia.
Konsumsi listrik per kapita di Indonesia sudah mencapai 900 kilowatt per jam (kwh). Angka tersebut tumbuh dari konsumsi per kapita tahun lalu yang mencapai 815 kwh. "Padahal, masih ada 20 persen dari total populasi yang belum teraliri listrik. Sekitar 40 juta jiwa lah," ujar di sela peringatan Hari Listrik Nasional di Jakarta kemarin (27/10).
BACA JUGA: 2017, Indonesia Diprediksi Alami Krisis Pangan
Menurutnya, setiap tahunnya pemerintah melalui PLN sudah menambah 3 juta jaringan baru. "Dalam tiga tahun terakhir, elektrifikasi sudah naik 10 persen. Tahun ini sudah mencapai 79,5 persen. Tahun depan kami targetkan 81,5 persen. Dan kalau bisa dipertahankan, elektrifikasi bakal mencapai 99,9 persen pada 2020," ungkapnya.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan, kinerja kelistrikan Indonesia sudah menunjukkan ten yang sangat positif. Dia mencontohkan kapasitas pembangkit listrik di Indonesia. Pada 2009, kapasitas total Indonesia masih ada di angka 30 ribu mw.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Pastikan tak Ada Pejabat Bank BUMN Terlibat Suap
Sedangkan tahun ini, kapasitas total sudah bisa mencapai 46 ribu. "Dalam waktu empat tahun saja kapasitas Indonesia bertambah lebih dari 50 persen," jelasnya.
Sedangkan, elektrifikasi pun dinilai tumbuh cepat. Dari rasio elektrifikasi sebanyak 58 persen pada 2004, saat ini sudah hampir mencapai angka 80 persen. Padahal, lanjut dia, masih ada faktor pertumbuhan penduduk dan konsumsi per kapita yang seharusnya memperlambat pertumbuhan jangkauan listrik.
"Ditambah lagi, penggunaan BBM juga sudah berhasil ditekan. Sekarang penggunaan BBM hanya 12 persen dari bauran energi pembangkit listrik. Tahun lalu hanya 15 persen. Bahkan, tahun sebelumnya baurannya mencapai 23 persen," ungkapnya. (bil/sof)
BACA JUGA: Aturan Penomeran Kartu Seluler Dinilai Sia-sia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Aturan Sertifikasi Makanan dan Farmasi Dibedakan
Redaktur : Tim Redaksi