Beberapa kontrak baru tersebut terutama dari sektor pembangkit tenaga listrik (power plant), infrastruktur, serta bandara
BACA JUGA: Saham Unggulan Terdiskon Lumayan
"Selama periode Agustus kami mendapat tambahan kontrak baru sebesar Rp 870 miliarNatal mengatakan, ditambah dengan kontrak sebelumnya maka sampai Agustus kontrak powerplant yang diraih antara lain Proyek Out of Pit Crushing & Conveying (OPCC) yang berlokasi di Tutupan-Tobalong Kalimantan Selatan dari Adaro Group senilai Rp 738,06 miliar, Proyek PLTGU Borang 60 MW di Sumatera Selatan senilai Rp 815,66 miliar, Proyek PLTU 2x10 MW Ketapang Kalimantan Barat senilai Rp 296,57 miliar serta PLTG Rengat 20 MW Riau senilai Rp 128 miliar.
Selain itu, perseroan juga mendapat kontrak baru untuk pengerjaan konstruksi di antaranya Bandara Sepinggan Balikpapan senilai Rp 335,9 miliar, Proyek Pembangunan Jembatan Merah Putih Ambon Rp 226,92 miliar, Proyek Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar senilai Rp 560 miliar dan proyek jalan tol JORR W2 senilai Rp 180 miliar
BACA JUGA: BNBR Tuntaskan Kuasi Reorganisasi
Selain proyek-proyek tersebut, Natal mengatakan, WIKA tengah memfinalisasi beberapa proyek terutama untuk pembangkit listrik dalam waktu dekat
BACA JUGA: 11 Ribu Pengusaha Mie Siap Saji Mudik Gratis
Meski begitu, Natal menegaskan total nilai kontrak yang kini dalam proses tender mencapai Rp 11 triliun"Terutama dari powerplant dan konstruksi," terusnya.Tahun ini WIKA menargetkan perolehan laba bersih sebesar Rp 350,9 miliar meningkat 38,37 persen dari Rp 253,59 miliar target tahun laluPeningkatan tersebut didukung oleh peningkatan pendapatan yang akan berasal dari penambahan kontrak yang didapat tahun ini.
Hingga akhir 2011, perseroan membidik total pendapatan sebesar 7,63 persen menjadi Rp 9,44 triliun dari Rp 8,77 triliun pendapatan tahun laluSementara untuk kinerja semester I/2011, WIKA mencatat kenaikan sebesar 31,47 persen menjadi Rp 3,31 triliun dari Rp 2,52 triliun periode sama tahun laluSementara laba kotor tercatat naik 12,75 persen menjadi Rp 304,91 miliar dan laba usaha mengalami kenaikan 15 persen menjadi Rp 209,49 miliar selama enam bulan pertama 2011.
Namun, untuk laba bersih tercatat hanya mengalami kenaikan tipis 0,49 persen menjadi Rp 141,46 miliar dari Rp 140,76 miliar periode sama tahun laluMengenai tipisnya pertumbuhan keuntungan, Natal mengatakan, itu disebabkan oleh perhitungan laporan keuangan baru yang menggunakan standar akutansi globalSehingga, terjadi penambahan beban-beban yang sebelumnya tidak dimasukkanSalah satunya adalah penjualan aset anak usaha tahun lalu sebesar Rp 30 miliar yang dimasukan dalam beban tahun ini(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TINS Terkatrol Harga Timah
Redaktur : Tim Redaksi