Kontribusi Manufaktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kian Menurun

Jumat, 04 Agustus 2017 – 12:42 WIB
Krakatau Steel. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kontribusi industri manufaktur kepada pertumbuhan ekonomi makin lama makin berkurang.

 Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menuturkan, porsi industri manufaktur terhadap kue ekonomi hanya sekitar 20 persen saat ini.

BACA JUGA: Jokowi Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat

Mirza menjelaskan, sumbangan tersebut semakin menurun dari tahun ke tahun.

Padahal, sebelumnya industri manufaktur bisa menyumbang porsi lebih dari 28 persen bagi capaian pertumbuhan ekonomi.

BACA JUGA: Luar Biasa, Investasi di Manado Meningkat 389 Persen

”Kalau mau maju, ya manufaktur harus maju,’’ ujarnya di kompleks gedung BI, Jakarta, Kamis (3/8).

Untuk mendorong sumbangan dari industri manufaktur agar lebih besar dari angka 20 persen, diperlukan dorongan dari berbagai pihak.

BACA JUGA: Jokowi Sebut Dua Kunci untuk Menjaga Pertumbuhan Ekonomi

Bank sentral memberikan dorongan dari sisi akses kepada kredit.

Dia memerinci, saat ini kredit yang disalurkan ke industri manufaktur mencapai 17 persen dari keseluruhan porsi penyaluran kredit perbankan.

Angka tersebut makin lama makin merosot dari porsi beberapa tahun silam yang bisa mencapai lebih dari 20 persen dari keseluruhan porsi penyaluran kredit perbankan.

”Bank itu merespons permintaan. Kalau permintaan dari manufaktur ada dan layak, maka diberi kredit. Tapi, industri ini mau investasi lihat layak atau tidak? Disambut atau tidak? Kalau tidak disambut, ya enggak jadi juga,’’ jelas Mirza.

Di tempat yang sama, Direktur Marketing PT Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan, kinerja industri manufaktur menurun seiring dengan adanya tekanan dari kondisi ekonomi global beberapa tahun belakangan.

Kondisi itu mengakibatkan suplai dan demand juga mengalami perubahan.

Saat ini, lanjut dia, peran industri manufaktur kepada penyumbang ekonomi lebih banyak digantikan sektor jasa.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Mulyono Prawiro menambahkan, untuk meningkatkan sumbangan manufaktur kepada pertumbuhan ekonomi, diperlukan perbaikan kinerja dari pelaku industri.

Dalam hal meningkatkan produksi, pihaknya banyak melakukan rekayasa industri. Hal itu dapat membuat peningkatan konsumsi produk-produk manufaktur seperti besi, besi structure, dan pipa. (dee/c25/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menurut Anak Buah SBY, Ekonomi Morat-marit gak Mungkin Pindah Ibu Kota


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler