jpnn.com, SURABAYA - Tri Setyo, anggota Marinir, pelaku pembunuhan istri Kades di Gresik, tampaknya bakal dijerat dengan pasal berlapis.
Polisi Militer TNI-AL (Pomal) Lantamal V Surabaya menyatakan telah mendalami masalah senpi yang digunakan sebagai alat pembunuhan.
BACA JUGA: Oknum Marinir Tembak Luluk Diana Demi Beli Mobil Jazz
Menurut Danpomal Lantamal V Surabaya Letkol Laut (PM) Khoirul Fuad, pelaku menggunakan senpi ilegal.
''Hasil penyelidikan sementara menunjukkan bahwa senpi tersebut adalah rakitan. Ini tentu akan kami telusuri,'' kata perwira dengan dua melati di pundak itu.
BACA JUGA: Sejak Awal Pak Kades Sudah Yakin Luluk Diana Dibunuh Orang Dekat
Sejauh ini, Pomal memang baru bisa memastikan bahwa senpi tersebut adalah rakitan.
Hal itu didasarkan pada bentuk dan uji balistik. Namun, petugas belum bisa mengungkap dari mana bintara yang berdinas di Batalyon Zeni Tempur Pasmar Karangpilang tersebut mendapatkan senpi itu.
BACA JUGA: Tiga Kali Tembakan, Oknum Marinir Pembunuh Luluk Langsung Menyerah
''Dia (Tri Setyo, Red) akan kami jerat dengan UU Darurat,'' ucapnya.
Selain itu, meskipun menggunakan senpi organik, tetap saja Yoyok, sapaan akrab Tri Setyo, tak dibenarkan membawa senpi.
''Sebab, dia tidak sedang dalam kondisi operasi,'' ujarnya.
Unsur berencana dalam pembunuhan tersebut juga belum ditemukan Pomal.
Hal itu tentu menimbulkan tanda tanya. Sebab, senpi rakitan menunjukkan bahwa pembunuhan tersebut sudah direncanakan.
Unsur berencana itu memang signifikan. Seseorang bisa dituntut hukuman mati jika melakukan pembunuhan berencana.
Sementara itu, untuk pembunuhan tak berencana, hukumannya 12 tahun.
''Memang masih jadi perdebatan. Tapi, pengakuannya menunjukkan tidak berencana,'' tutur seorang petugas yang ikut menangani kasus tersebut.
Dia kemudian menceritakan kisah pembunuhan versi Yoyok.
Semuanya bermula dua bulan yang lalu. Yoyok dan Luluk Diana, perempuan yang dibunuh Yoyok, berkomunikasi lewat media sosial.
Mereka saling mengontak dengan intens. ''Keduanya merupakan teman SMA,'' katanya. Jadi, begitu bertemu, keduanya langsung akrab.
Tahu bahwa Yoyok adalah Marinir, Luluk merasa memiliki peluang untuk bekerja sama.
Sebagai salah seorang tuan tanah di Gresik, Luluk kerap membawa uang tunai dalam jumlah banyak.
Dia pun ingin mendapat jasa pengawalan dan pengamanan dari Yoyok.
Pada hari yang disepakati, yaitu 8 Agustus, Luluk menemui tersangka di rumahnya.
Saat itu, Yoyok hanya berniat mengawal. Dia juga tidak mematok tarif untuk sekali pengawalan.
''Katanya, sesama teman tidak mungkin memasang tarif,'' imbuh sumber tersebut, menirukan pengakuan Yoyok.
Keduanya pun berangkat ke sebuah bank di kawasan Mojokerto.
Saat Luluk masuk untuk mengambil uang, Yoyok menunggu di luar.
Begitu uang Rp 150 juta diambil, Luluk mengajak Yoyok pulang.
Di tengah perjalanan, keduanya mampir ke warung bakso di Mojokerto.
Selama makan, Yoyok mengaku belum mempunyai niat jahat. Sebab, dia tidak mengetahui jumlah uang yang diambil Luluk.
Setelah makan, Yoyok mengajak Luluk berfoto di Hutan Watu Blorok KPH Mojokerto. Luluk mengiyakan ajakan itu.
Sesampai di hutan, mereka turun ke lembah yang berjarak sekitar 200 meter dari area parkir mobil.
Luluk selalu menenteng tas plastik berisi uang tersebut.
Di sela-sela sesi foto, Yoyok pamit untuk buang air kecil. Dia menjauh dari korban.
Nah, secara tak sengaja, tas plastik itu jatuh dan sedikit terbuka.
Saat itulah, Yoyok melihat uang tersebut. Terbitlah niat jahatnya.
Yoyok lalu mengambil senjata rakitan dan memasukkan amunisi. Senjata itu tidak menggunakan sistem mesin.
Karena itu, satu peluru hanya digunakan untuk sekali tembak. Begitu senpi terisi, dia berjalan mendekati Luluk.
Kala itu, korban masih asyik ber-selfie. Dari jarak sekitar 1,5 meter, Luluk kemudian menoleh ke arah Yoyok.
''Karena Luluk melihat dia (tersangka, Red) mendekat, Yoyok langsung menembak,'' jelas sumber tersebut.
Luluk langsung tewas bersimbah darah. Yoyok mengambil uang di dalam plastik dan melarikan diri.
Rencananya, uang itu digunakan pelaku untuk bisnis pom bensin mini dan membeli mobil.
Setelah meninggalkan hutan, dia mengontak Sisca untuk sepakat bertemu.
Dari Sisca itulah, polisi bisa melacak dan menangkap tersangka. (riq/adi /c18/ano/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Luluk Diana Minta Oknum Marinir Dihukum Berat
Redaktur & Reporter : Natalia