jpnn.com, PALEMBANG - Penyidik Polda Sumatera Selatan terus menyelidiki kasus Abu Tours and Travel cabang Palembang yang gagal memberangkatkan calon jemaahnya untuk umrah.
Hingga kini sudah ada 682 korban yang melapor ke polisi terkait kasus itu.
BACA JUGA: Abu Tours Klaim Jemaah yang Belum Berangkat Tersisa 12 Ribu
Penyidik Polda Sumsel mengatakan kasus itu masih dalam penyelidikan. Sesuai agenda, Selasa tadi (27/2), penyidik Subdit 1 (Kamneg) Ditreskrimum Polda Sumsel menggeledah kantor Abu Tours di jalan Inspektur Marzuki No. 1616, Pakjo.
Rencana itu diungkap Kasubdit 1 (Kamneg) Ditreskrimum Polda Sumsel AKBP Suwandi Prihantoro, Senin (26/2).
BACA JUGA: Sebelum Tenggelam, KLM Berkat Mulia Terombang-ambing 7 Jam
"Selain menggeledah kantor, kami juga akan memeriksa empat karyawan Abu Tours," ujar Kasubdit 1 (Kamneg) Ditreskrimum Polda Sumsel AKBP Suwandi Prihantoro di Mapolda Sumsel, kemarin (26/2).
Pamen dengan melati dua di pundak itu menyebutkan, saat ini penyidik baru memeriksa beberapa saksi, termasuk korban, saksi ahli, serta pihak Kemenag Kota Palembang dan Kanwil Kemenag Sumsel.
BACA JUGA: Driver Online Hilang, Istri dan Keluarga Cari Hingga ke Desa
“Namun dari pihak terlapor,sama sekali belum ada yang diperiksa,” ucapnya. Untuk agen yang dilaporkan pun, pihaknya baru dalam tahap pemeriksaan saksi korban.
Menurut Suwandi, akan ada gelar perkara dulu untuk menetapkan tersangka dalam kasus ini. “Yang jelas, siapapun yang terlibat, ada konsekuensi hukumnya," bebernya.
Diketahui, dua pekan sejak dilaporkan ke Polda Sumsel 12 Februari, penyidik belum menetapkan satu pun tersangka. Dua pekan berjalan, sebanyak 482 korban sudah melaporkan pihak Abu Tours ke Polda Sumsel. Kerugian yang mereka derita Rp6.941.264.000.
Sedang yang melapor ke Kanwil Kemenag Sumsel ada 200 orang. Nah, 23 Februari lalu, sekitar pukul 17.00 WIB, salah satu perwakilan Abu Tours pusat, Akbar Asban mendatangi Mapolda Sumsel.
Menurutnya, kedatangan dirinya ke Mapolda bukan untuk diperiksa. Tapi silaturahmi dan koordinasi mengenai pencabutan segel atau garis polisi (police line). "Insya Allah, kami tetap akan memberangkatkan jammah. Kami berkomitmen sepenuhnya," ujar Akbar.
Namun, janji perwakilan manajemen Abu Tours itu ditanggapi dingin sejumlah jemaah. Husna, jemaah Abu Tours yang telah melapor ke Kanwil Kemenag Sumsel mengaku tidak percaya lagi dengan segala janji-janji dari travel umrah itu.
Dia mengaku sudah terlanjur kecewa "Kami calon jamaah, tidak percaya lagi. Dari kemarin cuma janji-janji. Tapi mana?, tidak ada realisasi," tuturnya. Husna semakin kecewa terlebih pihak trevel, kembali jutru menta tambahan dana sekitar Rp15 juta, jika ingin berangkat.
"Itu kan tidak masuk akal. Enak saja kalau dia, minta-minta tambah. Toh kalau kami penuhi, apa dia punya jaminan, kami berangkat," katanya.
Ditegaskan dia, kalau manajemen Abu Tours punya itikad baik, seharusnya duduk bersama jemaah, Kemenag, dan kepolisian. Sama-sama cari solusi terbaik. “Satu lagi, semua hasil yang disepakati harus dibuat perjanjian tertulisnya,” tandas Husna.
Sementara Junaidi, jemaah lain yang juga jadi korban juga mengakutak percaya lagi dengan janji dari travel umrah yang berkantor pusat di Sulawesi Selatan itu.
“Mereka kabur-kabur. Itu saja sudah menunjukan itikad tidak baik. Tapi sekarang, mau minta tambah duit, otomatis wajar jemaah tidak percaya," ungkapnya.
Kebimbangan dirasakan Sefti, keluarga dari jemaah Abu Tours yang belum diberangkatkan hingga kini. “Kami hanya percaya 50 persen. Setengahnya tidak percaya,” cetus dia. Berkaca dari kasus sebelumnya, yakni First Travel, yang jemaah tak kembali sepeser pun.
Para jemaah Abu Tours yang jumlahnya cukup banyak di kabupaten OKU Timur berencana mengadakan pertemuan, besok (28/2). "Pertemuan Rabu untuk jemaah umrah yang semula akan diberangkat Januari-Februari 2018," kata Elfariya, seorang jemaah.
Pertemuan ini akan membahas nasib mereka yang hingga kini tanpa kejelasan.(vis/kms/sal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelan Tapi Pasti, Abu Tours Terus Berangkatkan Jemaahnya
Redaktur & Reporter : Budi