Korban Banjir Enggan Pindah Rumah

Kamis, 04 Januari 2018 – 23:04 WIB
Banjir bandang. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, PONOROGO - Banjir bandang yang merendam puluhan rumah di Dusun Bendo, Desa Ngindeng, Ponorogo, Jatim pada Selasa malam (2/1) belum mampu mengubah keputusan warga.

Mereka belum bersedia pindah meski pemkab menyarankan warga segera meninggalkan rumah lama demi keamanan.

BACA JUGA: Enam Wilayah Diterjang Banjir Bandang

''Kami akan tetap di sini (Dusun Bendo, Red) sampai semua kesepakatan jelas,'' kata Miranto, ketua Paguyuban Bendo Manunggal.

Dia menjelaskan, ada banyak alasan warga memilih tetap tinggal di rumah yang sebagian sempat tergenang banjir setinggi 1,5 meter itu.

BACA JUGA: Polisi Terus Sisir Sungai Cari Korban Terbawa Arus Banjir

Salah satunya, rumah baru sudah dibangun pemkab, tetapi fasilitasnya belum lengkap.

Misalnya, listrik dan air bersih. Miranto menambahkan, warga sebenarnya tidak sulit diajak pindah dan kapan pun siap.

BACA JUGA: Banjir Surut, Akses Pacitan-Wonogiri Sudah Bisa Dilalui

''Asalkan semua hak warga dipenuhi atau minimal ada kata sepakat dengan pemkab bahwa itu belum bisa direalisasikan,'' terangnya.

Memang, saat ini 89 rumah yang sudah dibangun tinggal dilengkapi listrik dan air bersih.

Kesepakatan lain, sertifikat tanah dan bangunan harus jelas.

Miranto juga mengatakan, belum ada kesepakatan soal biaya bongkar dan angkut rumah lama. Selain itu, tegakan pepohonan milik warga belum dibahas.

''Lahan ganti pertanian di lokasi baru belum ditata dan masih berwujud hutan,'' tambahnya.

Menurut Miranto, selama belum ada kejelasan dan kesepakatan baru, warga memilih bertahan di rumah lama yang dekat dengan megaproyek waduk.

Mengenai bahaya banjir susulan, dia tidak khawatir karena warga meyakini peristiwa itu muncul akibat kesa­lahan pengelola proyek.
Aliran Sungai Bendo tidak difungsikan sebagaimana mestinya.

''Sungainya tertimbun tanah dan terowongan kurang mampu menampung air. Sejak dulu saya menduga itu dan mengatakannya ke pihak pengelola proyek, akhirnya kejadian,'' paparnya.

Sementara itu, hingga petang kemarin, 84 jiwa dari 28 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir diungsikan ke Kantor Kecamatan Sawoo.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-P3A) Ponorogo Sumani menjelaskan, warga diungsikan untuk sementara waktu sambil menunggu pembersihan rumah dan lingkungan. (tif/irw/c7/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Bandang di Pacitan, Korban Meninggal 17 Orang


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler