jpnn.com, AMBON - Sebanyak lima orang warga di Kota Ambon meninggal dunia karena digigit anjing rabies dalam kurun waktu dari Januari hingga Juni 2023.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy mengatakan dalam kurun waktu enam bulan tersebut ada 448 kasus.
BACA JUGA: Seorang Bocah 7 Tahun di NTT Meninggal Dunia Digigit Anjing Rabies
"Lima di antaranya meninggal dunia," kata Wendy di Ambon, Rabu.
Korban gigitan anjing rabies, katanya, telah menerima vaksinasi antitetanus dan vaksin antirabies (VAR) bagi manusia dari Puskesmas.
BACA JUGA: Korban Gigitan Anjing Rabies Mencapai 139 Orang, Status KLB
Dinkes mengimbau warga yang mengalami gigitan anjing segera melapor ke Puskesmas terdekat agar segera ditangani.
Tahapan yang harus dilakukan warga yang terkena gigitan anjing rabies adalah membersihkan bekas gigitan dengan air sabun mengalir, selanjutnya memelihara hewan yang menggigit dalam waktu beberapa hari.
BACA JUGA: 11 Warga Digigit Anjing Rabies, 5 Orang Harus Dirawat
Memelihara hewan dimaksudkan untuk mengetahui hewan tersebut terjangkit rabies atau tidak. Jika hewan dalam waktu tiga hari mati, warga yang terkena gigitan harus segera mendapat suntikan rabies.
"Luka gigitan anjing rabies harus segera ditangani dengan membawa korban ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk ditangani," katanya.
Wendy menjelaskan saat ini stok vaksin rabies di Kota Ambon mencukupi, sehingga dilakukan pelacakan kepada korban gigitan hewan rabies agar tidak ada warga yang meninggal dunia karena kasus ini.
Setiap orang yang terkena gigitan anjing harus mendapat vaksinasi sebanyak empat kali suntikan.
Vaksinasi gratis disiapkan untuk masyarakat kurang mampu, sedangkan golongan mampu Rp 300 ribu/dosis.
"Kasus rabies bukan hanya tugas petugas kesehatan, tetapi seluruh pihak agar Kota Ambon bebas dari rabies. Kita berharap masyarakat juga memahami, sehingga tidak timbul kasus baru lagi," katanya.
Dinkes juga mengajak masyarakat untuk dapat mengantisipasi penularan rabies, dengan memperhatikan perilaku anjing peliharaan.
“Sebaiknya anjing peliharaan dikandangkan, jangan biarkan berkeliaran. Jika ada perubahan perilaku anjing, seperti menjadi lebih agresif atau yang biasanya aktif, tetapi kemudian jadi pendiam dan terlihat sakit, itu perlu diwaspadai,” ujarnya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean