Korban Kapal Tenggelam Ditemukan jadi Mayat

Minggu, 01 Maret 2015 – 07:01 WIB

jpnn.com - BALIKPAPAN – Jenazah nelayan bernama Ali (39) akhirnya ditemukan. Warga Gunung Tepian, Kelurahan Margomulyo, yang dinyatakan tenggelam itu ditemukan dalam posisi tengkurap di dekat Pelabuhan Semayang pada Jumat (27/2) siang sekitar pukul 12.30 Wita.

Setelah dievakuasi jenazah dibawa ambulans menuju RSUD Kanujoso Djatiwibowo untuk diautopsi. Berdasar informasi, posisi jenazah diketahui dari kapal patroli Pertamina Balikpapan, yang melakukan rutinitas pengecekan lampu. Petugas mencium aroma menyengat yang diduga bangkai. Dari laporan tersebut tim evakuasi dengan beberapa anggota keluarga juga menyusuri sekitaran lokasi penemuan.
 
“Saat itu kami dibagi dari beberapa tim, rekan kami bersama beberapa anggota keluarga korban, menyisir Buih 12 dengan menggunakan 4 kapal. Mereka melihat ada tumpukan sampah kemudian mendapati ada jenazah mengambang,” jelasnya anggota basarnas, Setiawan Abas (33) dilansir Balikpapan Pos (Grup JPNN.com), Sabtu (28/2).
 
Salah satu keluarga korban yang turut mengevakuasi, Samarudin (52) menerangkan evakuasi baru dapat dilakukan setelah tim gabungan turun tiba.

BACA JUGA: Ngeri! Batu Sebesar Ini Meluncur dari Tebing, Menutup Jalan

“Kami saat menemukan korban belum berani mengevakusi, karena memang harus ahlinya agar jenazah yang sudah mengembang tidak pecah,” ungkapnya.
 
Keluarga korban begitu terpukul dengan kejadian ini, Ali meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Tangis pecah saat jenazah tiba di ruang autopsi.
Anak korban, Irma Awalia Putri (11) berlinangan air mata saat mengetahui ayahnya masuk ruang autopsi. Ibunya, Salmiah (41) tidak mampu menerima keadaan yang mengharuskan suaminya pergi untuk selama-lamanya.
 
“Ibu di rumah sering pingsan kalau ingat bapak, jadi enggak ikut,” jelasnya.

Irma menceritakan, ibunya merasa sangat bersalah. Harusnya mampu menolong suaminya itu. Saat kejadian, Salmiah dan anaknya yang bungsu turut menyaksikan bagaimana suaminya tenggelam.
 
“Katanya bapak karena gelombang besar, kapal terguling, bapak minta tolong terus. Katanya juga ibu sempat dekat sama bapak, kemudian dilempar bambu, tali, sama pelampung, tapi tetap enggak bisa,” kisah Irma sedih.
 
“Saat dekat ibu juga bilang mau nyemplung laut nolong bapak, tapi bapak malah bilang ‘sudah kamu selamatin anakmu’. Setelah itu bapak kena arus menjauh ke belakang, kapalnya malah kena angin maju ke depan,” ungkapnya. (bp-26/war/jpnn)

BACA JUGA: Ratusan Bikers Tolak Geng Motor

 

BACA JUGA: Agar tak Ribut, Ini Saran Menteri Agraria soal Batu Giok 20 Ton

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wagub Ngotot Bendera Aceh Jangan Diubah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler