BACA JUGA: Pendiri SMK Diduga Cabuli 21 Siswa
"Saat ini kita melaporkan lima anak yang selama ini menjadi korban tindak kekerasan di SMK Telkom, kita bawa 5 anak saja karena tidak bisa masuk semua," ujar kata Direktur LBH Advokasi Nasional Maskuri yang datang mendampingi para korban di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (23/12).jpnn.com - Dari pantauan JPNN, sekitar 5 anak usia belasan tahun yang tak lain korban pencabulan menutup wajahnya dengan saputangan dan langsung memasuki ruang penyidik Bareskrim Mabes Polri
BACA JUGA: Sidang Pilkada Palas, KPUD Tapsel Pecah
Dalam kesempatan itu pula Maskuri menjelaskan sebelumnya para korban belum ada yang berani melapor ke polisi
BACA JUGA: KPUD Tapsel Juga Bermasalah
"Belum kami laporkan kepada polisis Pati, kami langsung ke Mabes Polri," kata Maskuri sembari menegaskan untuk bukti, selain kesaksian para korban juga ada gambar motor dibakar Maskuri mengaku ia juga membawa bukti handycam yang konon pelaku gemar merekam gambar pada saat ia melakukan pencabulanNamun memori dalam handycam tersebut pasalnya telah dihapus"Handycamnya ada pada kita tapi gambarnya sudah dihapusNanti kita berikan pada penyidik, siapa tahu penyidik punya alat yang bisa memunculkan gambar tersebut," jelas Maskuri. Untuk sementara, jumlah korban yang sudah didata berjumlah 21 siswa dan 8 guruBerdasarkan pengakuan para korban, perlakuan tidak manusiawi itu sudah diterima sejak 2004"Para guru yang menjadi korban adalah mereka yang dikeluarkan karena berani membela para siswa melaporkan perbuatan AHM," ujarnyaSelain menyodomi para siswanya, pelaku juga menyuruh siswa menyodomi temannya atau ditelanjangi,," kata MaskuriDari pengakuan para korban, lanjut Maskuri, pelaku melakukan pencabulan itu dengan alasan salah satu cara ritual yang diyakininya agar kelak kehidupan para siswanya bisa sukses dan banyak rezeki. (rie/JPNN)BACA ARTIKEL LAINNYA... Sengketa Pilkada Dairi Mirip Taput
Redaktur : Tim Redaksi