Korban Perkosaan Diusir Warga, Tinggal di Kandang Bebek, Pakde Karwo Sedih

Selasa, 24 Mei 2016 – 12:17 WIB
Foto ilustrasi dok.Jawa Pos Group

jpnn.com - SURABAYA - Maraknya kasus pencabulan dan kekerasan seksual di Jawa Timur (Jatim) segera direspons Gubernur Soekarwo. Menurut dia, perlu ada program gebrakan baru untuk meningkatkan kepedulian masyarakat. Dengan demikian, permasalahan tersebut bisa lebih cepat teratasi. Bahkan dicegah sebelum terjadi.

Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo, menyatakan bahwa Jatim sudah berstatus darurat penanganan terhadap kekerasan seksual. Berbagai kasus yang muncul beberapa pekan terakhir sudah cukup membuktikan bahwa seluruh lapisan masyarakat harus turun untuk membuat proteksi. 

BACA JUGA: Tour de Indonesia Mati Suri, Menpora Usulkan Gelar Tour de Nusantara

”Ini saya anggap serius. Kita harus buat gerakan kontrol mulai sekolah hingga masyarakat,” tutur gubernur saat ditemui seusai rapat paripurna di DPRD Jatim kemarin.

Pakde Karwo mencontohkan salah satu kasus yang mengundang keprihatinan beberapa waktu belakangan. Yaitu, seorang anak berkebutuhan khusus (ABK) di Sidoarjo diperkosa lima tetangganya. 

BACA JUGA: Jaksa Bidik Tersangka Baru di Kasus Alkes RSUD Daerah Ini

Bukannya menolong, warga sekitar malah mengusir korban hingga harus tinggal di bekas kandang bebek.

Ada pula kasus pencabulan seorang gadis 13 tahun yang dilakukan delapan anak dan remaja di Surabaya. Juga kasus pencabulan 58 anak di bawah umur oleh pengusaha Sony Sandra di Kediri. 

BACA JUGA: Bayi Kembar Siam Rahma-Rahmi Butuh Uluran Tangan Anda

Semua kasus itu sudah cukup untuk membangkitkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli lingkungan. ”Sekarang tetangga kita, besok bagaimana dengan keluarga kita?” ucapnya.

Karena itu, Pakde Karwo berencana mengumpulkan SKPD terkait. Misalnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Sosial Provinsi Jatim untuk membahas program pengentasan masalah sosial tersebut. 

Soekarwo juga mengajak persatuan wartawan bersama-sama merumuskan gebrakan baru itu. ”Sebagai bagian dari masyarakat, kita juga harus ambil peran. Pemprov yang memfasilitasi,” tuturnya.

Kasus pelecehan seksual di Jatim beberapa waktu terakhir juga menjadi ironi bagi capaian provinsi selama ini. Di satu sisi, Jatim mendapatkan penghargaan Parahita Ekapraya sembilan kali. 

Penghargaan tersebut menunjukkan bahwa Jatim merupakan provinsi yang menerapkan kesamaan gender. Namun, di sisi lain, rupanya perempuan masih menjadi objek pelecehan seksual. 

Karena itu, gubernur menegaskan bahwa masalah moralitas masyarakat saat ini sudah jatuh ke titik nadir. Dibutuhkan segera program untuk menggerakkan warga masyarakat agar lebih peduli lingkungan. 

Caranya ialah membentuk satgas tertentu sebagai upaya antisipasi. ”Saya punya infrastruktur dinsos dan dispendik. Yang lain juga harus mengajukan usulan seperti apa programnya,” imbuh dia. (fiz/ant/c9/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... GAWAT! Janda Terus Bertambah Di Kota Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler