Korban Tewas Banjir di Brazil 506 Orang

Genangan di Australia Surut, Tentara Fokus Cari Korban Hilang

Sabtu, 15 Januari 2011 – 08:11 WIB

TERESOPOLIS - Jumlah korban banjir bandang dan longsor di Brazil terus bertambahApalagi, hujan deras yang disertai longsor kembali melanda wilayah negara di Amerika Latin tersebut

BACA JUGA: Malaysia Tahan 100 Pemeluk Syiah

Media setempat melaporkan, hingga kemarin (14/1) korban tewas telah mencapai 506 orang
Angka itu melampaui korban jiwa dalam bencana tanah longsor pada 1967

BACA JUGA: Obama Pimpin Penghormatan Terakhir

Saat itu, 437 orang tewas
Longsor tersebut ketika itu dianggap sebagai bencana terburuk di Brazil

BACA JUGA: Menlu Bahas Masuknya AS-Rusia ke East Asia Summit

Kenyataannya, bencana banjir dan longsor kali ini jauh lebih buruk.

Para pejabat Brazil mencemaskan korban tewas bertambah dengan cepatSebab, masih banyak warga yang hilang atau belum ditemukanBeberapa laporan menyebutkan bahwa jumlah korban hilang mencapai ratusan.

Para petugas penyelamat diperkirakan menemukan lebih banyak lagi jenazah korbanTim penyelamat telah tiba di sejumlah desa dan wilayah yang semula terisolasi akibat putusnya jalan dan jembatan setelah disapu banjir dahsyatBahkan petugas penyelamat ambil risiko untuk menghadapi kemungkinan longsor susulan demi mencari jenazah dan warga yang diduga masih hidupHujan deras yang mengguyur kemarin membuat lokasi bencana di kawasan rawa-rawa kian tidak stabil.

"Benar-benar di luar dugaanSuasana dan kondisi di lapangan sangat mengagetkan," kata Presiden Brazil Dilma Rousseff setelah melihat lokasi bencana di kawasan Serrana, utara Rio de Janeiro, Kamis lalu (13/1) waktu setempat atau kemarin pagi WIB (14/1).

Rousseff bertekad bahwa pemerintahannya akan mengambil langkah-langkah cepat dan nyata untuk membantu para korbanSejauh ini pemerintah Brazil telah menyalurkan USD 470 juta (sekitar Rp 4,23 triliun) dana darurat awal dan mengirimkan tujuh ton obat-obatanBencana itu menjadi ujian pertama bagi Rousseff sejak mengambil-alih kekuasaan dua pekan laluDia menggantikan pendahulunya, Luiz Inacia Lula da Silva, yang sangat populer di kalangan rakyat Brazil.

Hujan sangat deras yang disertai badai, dengan level curah setara hujan sebulan, mengguyur wilayah Brazil menjelang subuh Rabu lalu (12/1)Akibatnya, longsor menerjang sejumlah kota dan desa di negara tersebutRumah-rumah, jalan, dan jembatan hancurSaluran telepon dan jaringan listrik terputusKondisi terburuk menimpa Kota Novo FriburgoSedikitnya, 225 warga di sana tewasDi Teresopolis 223 tewas, dan di Petropolis 39 warga ditemukan tidak bernyawaSelain itu, 10 orang lainnya tewas di Desa Sumidouro.

Gereja-gereja dan kantor-kantor polisi pun berubah menjadi rumah mayatJenazah para korban memang sengaja diletakkan di sana untuk sementaraBau busuk dari mayat korban pun tercium di mana-manaAtmosfer duka yang memilukan juga sangat terasa di TeresopolisJenazah para korban ditumpuk di sejumlah rumah mayat sementara.

Di luar, orang berkerumun untuk memastikan ada atau tidaknya keluarga mereka yang menjadi korban dan ditempatkan di sanaMereka memelototi foto-foto wajah korban yang dipasang di dekat kantong jenazahSebagian besar jenazah itu adalah anak-anak, perempuan, dan lansia (lanjut usia)Mereka sedang terlelap ketika longsor menerjang dan tidak berdaya untuk menyelamatkan diri.

Lebih dari 12 ribu orang tak punya tempat tinggalRumah-rumah mereka tersapu banjir dan longsorAda pula warga yang sengaja meninggalkan rumah karena tidak amanPariwisata, yang menjadi andalan dan sumber pendapatan wilayah Serrana, hancur leburHotel-hotel kehilangan  jutaan dolar AS setelah para turis, yang sebagian di antaranya warga Rio de Janeiro,  memutuskan hengkang.

"Situasinya seperti bom penuh lumpur jatuh ke sebuah resor wisataEkonomi kota telah hancur," ujar Arnaldo Miranda, direktur artistic di Kota Novo Friburgo, kepada harian Jornal do Brasil.

Sementara itu, banjir yang melanda negara bagian Queensland, Australia, mulai surutGenangan air bercampur lumpur di Brisbane kemarin sudah tidak setinggi sebelumnyaKota terbesar ketiga di negeri Kanguru itu sempat dilanda ancaman kerusakan yang parah setelah tanggul Sungai Brisbane jebol dua hari laluBanjir bandang pun menerjang, merusak, dan menghancurkan berbagai bangunan dan infrastruktur

Ketinggian air di sungai tersebut kemarin turun dua meter setelah mencapai sekitar lima meter pada Kamis laluKerugian akibat banjir di Queensland ditaksir sekitar USD 5 miliar (sekitar Rp 45 triliun)Lebih dari 26 ribu rumah terendam di BrisbaneDari jumlah itu, 11.900 rumah di antaranya rusak parah dan tidak bisa ditinggali pemiliknya sampai beberapa pekan atau  beberapa bulan mendatangSuplai listrik bagi ribuan rumah juga masih terputus dan beberapa jalan utama masih diblokir.

Sebanyak 22 orang tewas dalam bencana itu, Dari jumlah tersebut, 16 di antaranya menjadi korban banjir di Lockyer Valley, sebelah barat Brisbane, dan Kota Toowoomba.

Gubernur Queensland Anna Bligh bersama PM Australia Julia Gillard mengunjungi Grantham, kota lembah yang dilanda banjir parah, kemarinDalam kesempatan itu, Bligh melukiskan Grantham sebagai salah satu titik pusat kerusakanDia menyaksikan rumah-rumah hancur dan mobil-mobil dipermainkan air bah"Pemandangan di Grantham itu mungkin hanya bisa dibandingkan dengan zona perang," ujar Bligh"Kota itu sudah tidak berbentuk lagiJalan-jalan dan berbagai sarana rusak parahSangat sulit bagi warga untuk pulang ke rumah mereka," lanjutnya.

Tentara dan petugas penyelamat terus menyisir kota tersebut untuk mencari korban yang hilangPM Gillard telah melipatgandakan jumlah tentara menjadi 1.200 orang untuk membantu evakuasi para korban bencana alam terburuk di Australia sejak 1974 itu(AFP/AP/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengiritan, Dua Penjara Inggris Tutup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler