jpnn.com - JEPARA – Pencarian korban perahu tenggelam di Perairan Pantai Kartini Jepara Kamis (15/8) sore terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Hingga Jum’at (16/8) petang pukul 17.00 WIB kemarin kembali ditemukan enam korban meninggal.
Sehingga total korban tewas yang ditemukan menjadi 14 orang. Dengan rincian 8 orang ditemukan Kamis sore dan 6 korban ditemukan Jumat. Masih ada dua korban lagi yang masih dicari.
BACA JUGA: Ratusan Pengungsi Rokatenda Diserang Penyakit
Jasad korban pertama yang ditemukan diketahui bernama Ahmad Haedar Zaky (5), warga Kelurahan Katonsari Kabupaten Demak. Zaki ditemukan sekitar pukul 08.15 WIB dalam kondisi telentang dan terapung sekitar 30 meter dari lokasi terbaliknya perahu yang jaraknya sekitar 1,5 mil dari Pantai Kartini. Setelah itu, sekitar pukul 09.00 WIB, ditemukan lagi jasad atas nama M. Khumadi (35) warga Tegowani Purwodadi.
Sementara korban ketiga Tumini (45) warga Desa Bungu Kecamatan Mayong ditemukan sekitar pukul 11.25 WIB. Korban keempat Siti Rodliyah (40) warga Desa Pulodarat Kecamatan Pecangaan ditemukan pukul 11.50 WIB. Jasad kelima atas nama Zumrotun (40) warga Kali Tekuk Gajah Demak. Jasad keenam Andika Pratama (7) warag desa Bungu kecamatan Mayong ditemukan sekitar pukul 16.10 WIB. Semua jasad korban ditemukan tidak jauh dari lokasi tenggelamnya perahu.
BACA JUGA: Bayi Kembar Tiga Lahir di RSUD Kayuagung
Koordinator Pos SAR Jepara Agung Hari Prabowo mengatakan operasi SAR yang dilakukan tim SAR gabungan pada Jum’at 16/8) berhasil menemukan 6 jasad penumpang kapal. Diantara enam jasad tersebut ditemukan dalam kondisi mengapung di permukaan air. Namun ada juga korban yang ditemukan di dasar air dengan cara melakukan penyelaman. Keenam korban tersebut kemudian dibawa ke RSUD Kartini untuk identifikasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara, Lulus Suprayetno mengatakan pihaknya masih melakukan upaya penyisiran terhadap sejumlah korban lainnya. Sebab berdasar laporan keluarga korban masih ada dua nama penumpang perahu yang belum ditemukan.
BACA JUGA: ICW : Ada Tiga Kemungkinan
Lulus memperkirakan akan ada banyak jasad korban yang bisa ditemukan lagi. Sebab lazimnya, setelah 24 jam, jasad korban tenggelam sudah mulai terapung di permukaan laut.
"Semoga cuaca dan ombak laut bersahabat. Sebab kalau cuaca buruk upaya pencarian tidak bisa maksimal," tandasnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan dari keluarga setidaknya masih ada dua korban yang masih belum ditemukan. Masing- masing Ngatmo warga Desa Bungu serta Ahmadi warga Desa Pulodarat Kecamatan Pecangaan.
Lulus menambahkan, di hari kedua kemarin tim SAR gabungan yang diterjunkan untuk melakukan pencarian sekitar 70 orang. Beberapa personel melakukan pencarian dengan menyelam ke sekitar lokasi tenggelamnya perahu. Sementara yang lain menyisir menggunakan perahu serta di pinggiran pantai di pulau panjang.
“Kesulitan kita saat ini arus bawah cukup deras sehingga cukup menyulitkan ketika melakukan penyelaman,” jelasnya.
Dengan sudah ditemukannya enam korban pada Jum’at (16/8), maka total korban meninggal dunia akibat perahu tenggelam ini sudah mencapai 14 orang.
Di hari pertama Kamis (15/8) delapan korban sudah ditemukan. Sementara itu berdasarkan pendataan dari tim SAR gabungan, jumlah korban yang menjalani rawat inap di RSUD Kartini Jepara ada 25 orang, rawat jalan 10 orang, ditemukan sehat 8 orang, meninggal dunia 14 orang serta hilang 2 orang.
Tiga Keluarga
Sementara itu kesedihan masih nampak di wajah keluarga korban kapal tenggelam dari Demak. Mereka harus kehilangan tiga anggota keluarga sekaligus akibat tenggelamnya kapal nelayan Jhonson di perairan Pantai Kartini Jepara.
Tiga warga Desa Katonsari RT 01 RW 02 Demak Kota ini adalah ayah dan dua anaknya masing-masing Junaidi (50), dan dua anaknya Diva (8) dan Zaki (4). Sedangkan istri Junaidi Muarofah (31) hingga kini masih dalam keadaan kritis dan masih dirawat di RS di Jepara.
Menurut Sugiarto salah seorang tetangga korban, Junaidi sebenarnya adalah warga Jl Pemuda Demak Kota dan baru beberapa tahun terakhir pindah ke Katonsari ikut keluarga istrinya. Meski demikian, Junaidi selama ini dikenal sebagai sosok yang humoris dan baik hati.
“Yang saya ingat dari sosok almarhum bahwa beliau sangat suka sekali memancing ikan di laut dan sungai, selain itu dia sangat suka bercanda,” kenang Sugiarto.
Ditambahkan Sugiarto, selama ini jika acara syawalan almarhum selalu mengajak semua anggota keluarganya. Hanya saja, pada syawalan tahun-tahun sebelumnya, Junaidi selalu mengajak anak istrinya untuk merayakannya di Morodemak Bonang atau di Gedung Koni. Namun entah mengapa, tahun ini Junaidi malah mengajak seluruh keluarganya untuk merayakan syawalan di pantai Kartini Jepara.
Bahkan pada saat berangkat, almarhum mengajak semua anggota keluarganya untuk berjabat tangan sembari meminta maaf atas segala kesalahan yang sudah diperbuatnya. Ini tidak hanya dilakukan kepada keluarganya saja, namun juga terhadap tetangga sekitar rumahnya juga. “Ini seperti pertanda jika almarhum hendak pergi untuk selamanya,” imbuhnya.
Hingga takdir akhirnya berkata lain. Kapal yang ditumpangi Junaidi bersama istri dan dua anak mereka terbalik saat keluar dari pulau Panjang yang berjarak dua kilo dari pantai Kartini. Junaidi bersama dua anaknya akhirnya meninggal dan dimakamkan di TPU Kalikondang Jumat (16/8) pagi. Istrinya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit Jepara.
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal kayu KM Jhonson itu pada Kamis (15/8) sore mengangkut 80 orang untuk acara Larungan. Kapal yang dinakhodai oleh Subakri tersebut mulai beroperasi sejak pagi pukul 08.00 WIB bersamaan acara tradisi Lomban dimulai. Kapal tersebut berangkat dari dermaga Ngemplak Jepara, guna mengangkut sekitar 80 orang yang akan melakukan prosesi larungan. Setelah itu kembali lagi ke dermaga. Usai mengantar peserta Lambon, Subakri kemudian menuju pantai Kartini. Dari pantai Kartini, ia membawa sekitar 15 wisatawan menuju pulau Panjang.
Tragis. Saat kapal dan rombongan wisatawan kembali dari pulau Panjang, terjadilah tragedi maut itu. Sebelum tenggelam, kapal buatan tahun 2005 tersebut mundur sejauh 150 meter dari dermaga sebelah Utara Pulau Panjang. Mengetahui hal itu, nakhoda kapal kemudian berusaha melaju ke depan dan memutar kapal.
Tanpa disangka, saat kapal akan diputar dengan dibelokkan ke kanan, nakhoda kehilangan kendali kemudinya. Akibatnya kapal tersebut terbalik dan tenggelam di kedalaman 12 meter. Para penumpang hanyut terbawa air. Ada yang bisa diselamatkan sebagian lagi hilang. (gnr/adi/har)
KORBAN DI RS KARTINI
- Rawat Inap 25 Orang
- Rawat Jalan 10 orang
- Ditemukan sehat 8 orang
- Meninggal 14 orang
- Masih dicari 2 orang
ENAM KORBAN LAGI
1. Ahmad Haedar Zaky (5) Demak
2. M. Khumadi (35) Purwodadi
3. Tumini (45) Mayong Jepara
4. Siti Rodliyah (40) Pecangaan
5. Zumrotun (40) Demak
6. Andika Pratama (7) Mayong
7. Ngatmo, Bungu (masih dicari)
8. Ahmadi Pecangaan (masih dicaria)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejaksaan Siap Kasasi
Redaktur : Tim Redaksi