Korem Turun Tangan, Deteksi TKA ke Pelosok Desa

Jumat, 13 Januari 2017 – 17:11 WIB
Kantor Imigrasi Kelas I Bogor menahan 12 orang tenaga kerja asing asal Tiongkok. Foto: Doni/Radar Bogor/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Komando Resor Militer (Korem) 061 Suryakancana, Bogor, turun tangan menyikapi sederet kasus penyalahgunaan izin Warga Negara Asing (WNA).

Komandan Korem 061 Suryakancana Kolonel Inf Mirza Agus menginstruksikan Bintara Pembina Desa (Babinsa) turut mendata tenaga kerja asing (TKA) di masing-masing wilayah. Atas persoalan ini, Mirza menegaskan status waspada.

BACA JUGA: Dua TKA Ilegal Tiongkok Dibekuk Lagi

“Masalah tenaga kerja asing, kami telah berkoordinasi dengan ibu bupati, bahwa kami, Danrem, Danramil, dan babinsa memback-up penuh pendataan ulang terhadap seluruh warga asing di wilayah Bogor,” ujar Mirza kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group).

Sepekan ke depan, personel TNI akan turut mendata keberadaan TKA hingga ke pelosok-pelosok desa.

BACA JUGA: HNW: TKA Ilegal Asal Tiongkok Sudah Mengancam

Namun peran TNI hanya sebatas pendataan, untuk kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan oleh pihak Imigrasi.

“Kita mendeteksi jumlah TKA dan WNA yang tinggal di seluruh daerah Kabupaten Bogor,” tegasnya.

BACA JUGA: Diduga Masih Belasan TKA Tiongkok di Cintamanik

Terkait masalah ini, Kamis (12/1), digelar rapat yang dihadiri Komandan Distrik Militer (Dandim) 0621/Kabupaten Bogor Letkol Czi Dwi Bima Nurrahmat, Bupati Bogor Nurhayanti, serta 40 Camat se-Kabupaten Bogor.

Mirza menjelakan, TNI bersama Kepolisian dan Imigrasi akan serentak bergerak bersama mendata ulang keberadaan warga asing dan mendeteksi adanya pelanggaran izin.

“Babinsa TNI Angkatan Darat turut membantu langkah-langkah ibu bupati, camat, dan desa untuk melakukan pendatan ulang. Sehingga kejadian seperti kemarin tak terulang lagi,” tegasnya.

Pelibatan personel TNI, kata Mirza, untuk meringankan langkah tim pengawasan orang asing (Pora) oleh Imigrasi. Selain itu, untuk mempersingkat waktu penyisiran lokasi yang diduga banyak TKA ilegal.

“Babinsa akan mengecek lokasi pabrik pekerja di desa, agar dicek di dekat-dekat situ. Sejauh mana sih pekerja yang ada,” kata dia.

Mirza mengklaim prajurit TNI AD mampu mendata penyisiran WNA secara komprehensif. Sebab, selama ini sudah menjadi tugas Babinsa untuk memetakan demografi wilayah.

“Saya pikir, sekadar pendataan, ya, Babinsa bisa. Sesuai fungsi memetakan demografi yang ada di wilayahnya,” ungkapnya, seraya menyebut Babinsa juga membantu pembangunan pertanian dan desa melalui program TMMD.

Peran TNI juga diharapkan membantu mendeteksi dugaan TKA yang kabur pada saat penggerebekan oleh Imigrasi Bogor, Selasa (10/1).

Seperti diberitakan sebelumnya, tim pora Kecamatan Cigudeg mengendus ada puluhan TKA kuli tambang asal Tiongkok yang mengeruk hasil bumi di perbukitan Cigudeg.

Namun yang tertangkap oleh petugas Imigrasi hanya belasan orang. “Diduga (TKA Tiongkok) bakal balik lagi ke lokasi kerjanya, di tambang,” kata Camat Cigudeg Acep Sajidin kepada Radar Bogor.

Bupati Bogor Nurhayanti mengamini peningkatan pengawasan di wilayah. Ia mengerahkan seluruh Muspida, Muspika hingga RT/RW untuk turut membantu pendataan WNA di lingkungan sekitar.

Jika ada yang mencurigakan, Yanti -sapaan Nurhayanti- meminta masyarakat melapor untuk ditindak oleh tim pora bersama Imigrasi.

“Hari ini (kemarin, red) sudah kami rapatkan membahas sistem keamanan lingkungan, sampai tingkat RT dan RW. Ketua RT/RW harus tahu kalau ada orang luar yang masuk, apalagi orang asing. Untuk yang dipedalaman, di pabrik-pabrik, kami minta bantuan TNI-Polri dan Imigrasi,” ujarnya usai memimpin rapat koordinasi.

Pada rapat yang dihadiri Kepala Imigrasi Kelas I Bogor dan Kementerian Luar Negeri itu, Yanti juga menegaskan pihaknya bakal menyosialisasikan kepada para imigran, untuk tidak melakukan aktivitas sebagai pengusaha dan bekerja.

Tak hanya TKA asal Tiongkok yang menjadi pembahasan rapat koordinasi kemarin. Namun juga ribuan imigran asal Timur Tengah di kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor.

Imigran yang difasilitasi United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) itu banyak memberi dampak negatif kepada lingkungan sekitar.

Yanti mengatakan, Pemerintah Pusat menyarankan agar para Imigran Puncak direlokasi dari kawasan wisata itu. Tapi menurutnya, relokasi itu bukan hal mudah.

Karena meski banyak memberi dampak negatif, namun ada pula masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari keberadaan para imigran.

“Kata ibu, tidak mudah untuk merelokasikan. Harus dibicarakan terlebih dahulu. Apakah masyarakat setuju?,” cetusnya.

Meski diakui Yanti, perbedaan budaya imigran dengan warga lokal kerap melahirkan gesekan sosial.

“Termasuk masalah pernikahan siri, kita harus memikirkan status perlindungan hukumnya, untuk anaknya,” tandasnya.

Asisten Deputi Bidkor, Penanganan Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar Biasa, Brigjen Pol Drs Chairul Anwar menjelaskan, ada beberapa rekomendasi yang nantinya bakal ditindaklanjuti soal imigran di kawasan Puncak. Diawali dengan pendataan ulang terhadap para pencari suaka.

“Masyarakat juga diimbau agara tempat tinggalnya tidak disewakan kepada imigran,” ujar Chairul kepada Radar Bogor.

Hasil pendataan tersebut yang kelak menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan nasib para imigran.

“Kita akan mengetahui apakah mereka (imigran) bisa dipulangkan secara sukarela atau dilakukan deportasi. Keputusan itu didasarkan pada hasil inventarisasi data,” ujarnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Imigrasi Kelas I Bogor, imigran yang tinggal di Kabupaten Bogor berjumlah 1.666 orang. Sedangkan sebanyak 1.337 imigran tercatat tinggal di Kecamatan Cisarua, kawasan Puncak Bogor.

Meski bukan sebagai negara tujuan, Kabupaten Bogor merupakan wilayah transit para imigran yang menunggu proses penempatan ke negara penerima oleh UNHCR yang prosesnya memerlukan waktu bertahun-tahun.

“Saat ini sedang dirumuskan peraturan presiden tentang orang asing sebagai pengungsi, mudah-mudahan tahun 2017 sudah bisa ditanda tangani, dimana aturan tersebut mengatur peran kementrian lembaga terkait dengan penanganan pengungsi,” tukasnya. (ded/don/nal/d)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dalami Motif 12 WN Tiongkok Berada di Kampung Hideung


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler