Korupsi BTS di Antara Polemik JIS dan Al Zaytun

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Jumat, 07 Juli 2023 – 22:26 WIB
Pemimpin pesantren Al Zaytun Panji Gumilang. Foto: Antara

jpnn.com - Perdebatan mengenai Jakarta International Stadium atau JIS sebagai salah satu venue Piala Dunia U-17 berlangsung lebih dari seminggu dan menjadi trending topic tiap hari.

Polemik mengenai kelayakan JIS seolah tidak ada habisnya. Mulai dari menteri sampai orang di pinggir jalan terlibat dalam perdebatan itu.

BACA JUGA: Polemik JIS dan Pansos Politik

Inilah uniknya sepak bola Indonesia. Berita mengenai prestasi tim nasional kalah heboh oleh warta mengenai kaitan sepak bola dan politik.

Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 Mei lalu gegara isu politik yang berhubungan dengan penolakan atas kehadiran Timnas Israel. Sekarang, ketika Indonesia diberi kompensasi untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17, isu politik muncul lagi.

BACA JUGA: MK Powerful dan Kerisauan Haedar Nashir

Bagi Indonesia, Piala Dunia di semua level usia adalah kesempatan sekali seumur hidup yang sulit untuk terulang. Akan tetapi, amat sangat sulit bagi Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia melalui jalur kualifikasi.

Satu-satunya cara yang bisa ditempuh ialah jalan pintas dengan menjadi tuan rumah, yang secara otomatis akan ikut dalam pertandingan. Itulah yang dilakukan Indonesia sekarang ini.

BACA JUGA: Kekebalan Panji Gumilang & Kedok Intelijen

Seharusnya fokus publik tertuju pada kesiapan dan persiapan Timnas U-17 Indonesia yang akan mewakili bangsa di kancah yang langka ini.

Seharusnya publik tahu sejauh mana persiapan timnas dan kira-kira targetnya apa, sekadar menumpang lewat atau bisa lolos dari fase penyisihan grup.

Pemain-pemain yang dipersiapkan siapa saja. Indonesia akan memakai pemain-pemain produk lokal, atau akan memakai pemain-pemain blasteran dan naturalisasi.

Setidaknya ada tiga menteri terlibat dalam pusaran perdebatan ini; Menteri BUMN Erick Thohir yang merangkap sebagai ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Menpora Dito Ariotedjo, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Ketiganya -atas petunjuk Presiden Jokowi- akan merenovasi JIS karena beberapa fasilitasnya dianggap tidak layak dan tidak sesuai dengan standar FIFA.

Perdebatan itu menyedot energi nasional. Pro dan kontra tidak ada habisnya.

Perdebatan yang seharusnya bersifat teknis berkembang menjadi perdebatan politik. Akhirnya perdebatan politik lebih dominan ketimbang perdebatan teknis.

Pendukung Anies Baswedan mencurigai adanya upaya mendiskreditkan JIS untuk menggergasi legasi mantan gubernur DKI itu.

Selain JIS, kontroversi yang menghebohkan juga terjadi dalam kasus Pesantren Al Zaytun. Kasus lawas itu mendadak viral lagi dan memantik perdebatan nasional yang panjang dan berlarut-larut.

Banyak piha menuding Al Zaytun sebagai pemimpin Al Zaytun menganut dan menyebarkan ajaran sesat. Sudah ada yang melaporkannya ke Bareskrim sehingga Panji Gumilang dipanggil dan diperiksa polisi.

Yang bikin heboh adalah informasi yang menyebutkan ada petinggi negara yang menjadi pendukung Al Zaytun. Nama yang santer disebut ialah Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Nama lain yang santer disebut ialah mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M Hendropiyono yang sudah lama pensiun, tetapi masih aktif berpolitik.

Moeldoko geram ketika ditanya media mengenai hubungan baiknya dengan Panji Gumlang. Ketika masih menjadi Pangdam Siliwangi, Moeldoko memang beberapa kali berceramah di Al Zaytun.

Hal itu dianggap sebagai indikasi kedekatannya secara pribadi dengan Panji Gumilang. Ketika Moeldoko menjadi Panglima TNI, hubungannya dengan Panji Gumilang disebut-sebut tetap baik, bahkan berlanjut sampai sekarang.

Moeldoko berang karena tudingan itu. Dengan lugas Moeldoko mengatakan jika Panji Gumilang bertindak macam-macam, dia akan menjadi orang pertama yang membereskannya.

Kendati demikian, Moeldoko mengingatkan bahwa ada puluhan ribu santri yang belajar di Al Zaytun. Jangan sampai satu orang berbuat salah, lantas seluruh institusi dihancurkan.

Namun, penegasan Moeldoko seperti dimentahkan sendiri oleh Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin yang membela Al Zaytun dari tuduhan menyebarkan ajaran menyimpang. Ngabalin memastikan tidak ada ajaran-ajaran sesat di pondok pesantren itu.

Ia menyebut Panji Gumilang adalah sosok cerdas, keturunan kader Masyumi, dan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Alih-alih meredakan perdebatan, pernyataan Ngabalin kian memanaskan situasi. Sikap Ngabalin yang pasang badan terhadap Al Zaytun memanaskan tudingan bahwa ada kekuatan besar yang berada di balik pesantren besar di Indramayu itu, sehingga Panji Gumilang terkesan sakti.

Heboh JIS dan Al Zaytun menenggelamkan berita kasus korupsi base transceiver station (BTS) yang melibatkan Menkominfo Johnny Gerard Plate. Proses pengadilan atas perkara korupsi senilai Rp 8 triliun itu memasuki tahap eksepsi.

Plate membantah dakwaan jaksa penuntut umum yang menyebutnya melakukan korupsi. Politikus Partai NasDem itu malah menegaskan bahwa proyek BTS merupakan realisasi dari instruksi Presiden Jokowi.

Plate membeberkan bukti-bukti mengenai instruksi Presiden Jokowi itu. Ia tidak berbicara lebih jauh, tetapi secara implisit ia mengatakan bahwa Presiden Jokowi ikut cawe-cawe dalam proyek ini dengan perannya sebagai inisiator.

Johny Plate dianggap melempar bola panas ke arah Presiden Jokowi. Belum ada suara yang mendesak Presiden Jokowi dihadirkan sebagai saksi di persidangan.

Namu, dengan melempar bola panas itu, Plate mau membagi tanggung jawab kepada Presiden Jokowi.

Fakta persidangan mengungkap bahwa terdakwa Irwan Hermawan telah membagi-bagi uang ratusan miliar dari hasil sogok proyek BTS. Di antara penerima uang bancakan korupsi itu ada nama Dito Ariotedjo yang sekarang menjadi menteri pemuda dan olahraga.

Dito disebut menerima Rp 27 miliar. Ia sudah diperiksa dan mengatakan bahwa uang itu tidak ada hubungannya dengan posisinya sebagai menteri.

Advokat Maqdir Ismail selaku penasihat hukum Irwan Hermawan mengatakan bahwa ada pihak yang mengembalikan uang Rp 27 miliar. Namun, Maqdir tidak menyebutkan identitas pihak yang mengembalikan uang itu.

Publik menduga Dito berusaha membersihkan tangan dengan mengembalikan uang bancakan itu. Publik menunggu apakah dengan mengembalikan uang bancakan korupsi Dito bisa lolos dari jerat korupsi.

Nama besar lain yang disebut terlibat dalam proyek BTS ialah Hapsoro 'Happy' Sukmonohadi, suami Ketua DPR Puan Maharani.

Kejaksaan Agung telah memeriksa Muhammad Yusrizki selaku direktur utama PT Basis Utama Prima sebagai tersangka korupsi BTS. Perusahaan itu milik Happy.

Korupsi BTS mengalir sampai jauh. Bisa jadi korupsi BTS akan mengguncang sendi-sendi kekuasaan jika dibongkar tuntas.

Mungkin ada upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari kasus korupsi berjemaah itu.

Jangan-jangan, ribut JIS dan Panji Gumilang sengaja dimunculkan untuk mengalihkan perhatian publik. Waspadalah.(***)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilu Terbuka & Twit False Flag Denny Indrayana


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler