Dalam pernyataan resminya, pihak Korut menyebutkan bahwa Korsel harus menerima tanpa syarat aturan baru yang disiapkan, atau mereka (Korsel) harus meninggalkan Kaesong
BACA JUGA: Setahun Terakhir, Panasonic Merugi USD 4 M
Pihak Seoul sendiri memandang ultimatum itu tak bisa diterima, dan menyatakan bahwa Korut telah bertindak "tak bertanggungjawab".Tindakan ini diambil pihak Korut selang beberapa jam setelah Seoul coba meminta pembicaraan baru soal kawasan industri Kaesong
Sebanyak kurang lebih 38.000 warga Korut bekerja di lebih dari 100 firma asal Korsel dalam komplek yang berada di perbatasan kedua negara tersebut
BACA JUGA: Silat Betawi Kawal Aksi Solidaritas David Hartanto
Pyongyang (Korut) menyatakan bahwa mereka ingin menerapkan peraturan sendiri dalam hal upah dan pajak bagi pekerjanya, sekaligus menegosiasi ulang syarat-syarat penyewaan lahan.April lalu, sebuah pembicaraan ekonomi yang langka antara kedua belah pihak terkait soal komplek tersebut, berakhir tanpa kesepakatan hanya dalam waktu 22 menit
"Ini merupakan sebuah tindakan yang secara mendasar mengancam stabilitas keberadaan komplek Kaesong, dan hal itu tak bisa diterima sama sekali," ungkap seorang juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel
BACA JUGA: Simpatisan David Hartanto Datangi Kedubes Singapura
"Pihak Korut tidak bertanggungjawab dengan mengatakan bahwa firma (kami) harus angkat kaki kecuali menerima aturan mereka tanpa syarat," tambahnya.Perkembangan ini juga mendatangkan keraguan bagi beberapa pihak, akan peluang dibebaskannya seorang pekerja Korsel dari komplek tersebut, yang ditangkap dan ditahan Maret lalu dengan tuduhan mengkritik pemerintah Korut(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 22 Imigran Ilegal Afganistan Dideportasi
Redaktur : Tim Redaksi