Korut-Korsel Bahas Nuklir di Bali

Sabtu, 23 Juli 2011 – 19:59 WIB
NUSA DUA - Pertemuan langka antara utusan nuklir Korea Selatan dan Utara terjadi di Bali kemarin (22/7)Momen tersebut membuka harapan baru dalam upaya enam negara untuk menghentikan program nuklir oleh Pyongyang.

Pertemuan antara perwakilan Korea Selatan, Wi Sung-Lac, dan Ri Yong-Ho, Korea Utara, itu merupakan yang pertama antara kedua negara terkait isu nuklir, di luar format negosiasi enam negara.

Wi berbicara dengan nada optimistis setelah keluar dari pertemuan selama dua jam di resor bintang lima, Nusa Dua, Bali

BACA JUGA: PM Cameron Dituding Langgar Etika

"Saya baru saja melakukan pembicaraan yang sangat konstruktif dan bermanfaat dengan kolega saya dari Korut," ujarnya.

Ri juga menunjukkan sikap positif dengan menyatakan bahwa kedua negara setuju untuk segera memulai kembali negosiasi enam negara
"Kami sepakat melakukan upaya bersama untuk melanjutkan negosiasi enam negara," terangnya seperti dilansir Kantor Berita Korut, Yonhap.

Pertemuan keduanya digambarkan berlangsung dengan hangat

BACA JUGA: Kelaparan di Somalia Terburuk dalam 20 Tahun

"Sudah lama sekali sejak saya bertemu Anda di London," sapa Wi kepada Ri membuka pembicaraan di sela Konferensi Keamanan Asia, seperti dikutip Yonhap
Wi merujuk pada pertemuan keduanya dalam sebuah konferensi keamanan di Inggris, enam tahun silam

BACA JUGA: PM Mesir Lantik Kabinet Baru

"Ya, senangnya bertemu Anda lagi," balas Ri.

Diskusi yang berlangsung di Nusa Dua kemarin bisa melapangkan jalan bagi Menteri Luar Negeri Korsel, Kim Sung Hwan, untuk bertemu dengan koleganya dari Korsel Pak Ui ChunRencananya, pertemuan tersebut dihelat hari ini Sabtu (23/7) di sela Forum Regional ASEAN, di Bali.

Sebelumnya, Korut menolak dialog bilateral dengan Korsel terkait isu nuklirPyongyang menyatakan, ingin berdialog langsung dengan Amerika Serikat.

Tuan rumah negosiasi enam negara, Tiongkok, telah mendorong pertemuan antara dua Korea tersebutKemudian dilanjutkan dengan pertemuan Amerika Serikat-Korea Utara, untuk melapangkan jalan menuju dialog antara semua pihak atau enam negara.

Pertemuan kemarin juga menjadi yang pertama setelah setahun lebih kedua negara terlibat ketegangan di Semenanjung KoreaKorsel menuduh Korut melakukan serangan di perbatasan pada 2010 yang total menewaskan 50 orangSeoul menuduh Pyongyang menorpedo sebuah kapal patroli Korsel dan menelan korban 46 tewasNamun Utara berkali-kali membantah tudingan tersebut dan menuduh Selatan melakukan fitnah untuk memperburuk citranya di mata dunia.

Dan, November tahun lalu, empat tentara Korsel tewas saat terjadi baku tembak di perbatasanKedua negara saling tuduh tentang siapa yang memulai serangan pertamaInsiden tersebut memunculkan kekhawatiran akan pecah perangSelatan telah mendesak Utara untuk bertanggung jawab terhadap sejumlah serangan tersebut sebelum dilakukan dialog.

Negosiasi enam negara yang terakhir, Desember 2008, berujung tanpa adanya kesepakatanUtara secara fromal mundur dari perundingan tersebut April 2009 dan kemudian menguji coba nuklirnya sebulan kemudian.

Secara keseluruhan, pertemuan kemarin menunjukkan niat baik Korut untuk kembali satu meja untuk bernegosiasi dengan enam negaraYakni, Tiongkok, Korut, Korsel, Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat.

Namun Amerika Serikat, sekutunya Korea Selatan dan Jepang, mengingatkan agar Korut memperbaiki dulu hubungan baik dengan negera tetangganyaSehari sebelum pertemuan berlangsung, calon kuat duta besar Korsel untuk AS berikutnya, Sung Kim menyatakan keraguannya atas kesiapan Utara kembali bernegosiasi dengan enam negara"Kami tidak yakin bahwa mereka benar-benar siap untuk kembali bernegosiasi," ujarnya.

"Karena itulah Seoul dan Washington sangat berhati-hati untuk tidak terburu-buru kembali ke meja negosiasi," tambahnya"Dengan pengalaman dua tahun lalu, saya rasa Korut harus membuktikan mereka siap untuk menjadi partner serius saat negosiasi berlanjut," tambah Sung Kim seperti dilansir Agence France-Presse(cak/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjahat Perang Terakhir Serbia Tertangkap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler