Kostratani Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi Pertanian Kota Palangkaraya

Kamis, 01 Oktober 2020 – 21:35 WIB
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menyambut baik adanya kemandirian masyarakat dan smart economy yang memungkinkan petani untuk berkontribusi langsung terhadap daerahnya. Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, PALANGKARAYA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyuntikkan energi positif untuk pertanian Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), melalui program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang diluncurkan Jumat 2 Oktober 2020.

Program Kostratani tersebut dipercaya mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian, apalagi Kota Cantik (julukan Palangkaraya) memiliki target sebagai Smart Economy pada 2021.

BACA JUGA: Kementan Perkuat Digitalisasi Kostratani Sebagai Ujung Tombak Kesuksesan Sektor Pertanian

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menyambut baik adanya kemandirian masyarakat dan smart economy yang memungkinkan petani untuk berkontribusi langsung terhadap daerahnya.

Menurutnya, parameter dari konsep ini adalah serapan tenaga kerja dan rendahnya angka kemiskinan.

BACA JUGA: Harapan Mentan SYL, Kostratani Bikin Lompatan Besar untuk Pertanian Indonesia

"Kinerja pertanian Palangkaraya harus didukung terus. Mereka sudah memetakan lahan dan segala potensi komoditinya. Kalau dari luas lahannya, tentu sangat menjanjikan,” jelas Dedi.

Ia menambahkan Palangkaraya harus belajar dari pertanian Bangkok, Thailand, yang dikembangkan dari lahan gambut atau rawa.

BACA JUGA: Rancang Penataan Regulasi Pertanian, Mentan Syahrul Utamakan Kepentingan Petani Kecil

“Kostratani akan mengubah semuanya ke arah lebih baik, apalagi konsepnya sejalan dengan Smart Economy Palangkaraya di tahun depan," ungkap Dedi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palangkaraya Hera Nugrahayu mengungkapkan Kostratani menjadi harapan baru di sektor pertanian.

“Kami menyambut gembira aktivasi Kostratani di Kota Palangkaraya,” kata Hera, Jumat (2/10) lalu.

Menurut Hera, Kostratani menjadi momentum bagus untuk mengawali dan mengoptimalkan segala potensi pertanian di Palangkaraya.

“Potensinya itu besar, tetapi semua belum optimal. Dengan konsep yang ditawarkan, Kostratani sejalan dengan program Smart Economy yang akan diterapkan mulai Tahun 2021,” ungkap Hera.

Ia menambahkan tantangan lahan gambut atau rawa di Kalteng membuat performa produktivitas pertanian di Kota Cantik, julukan Palangkaraya, terbilang minor, dan sektor pertanian berada di urutan buncit sebagai penyumbang pendapatan asli daerah (PAD).

“Kami berharap besar kepada Kostratani, termasuk Food Estate untuk menaikkan performa pertanian secara menyeluruh,” katanya.

Hera pun optimistis bisa memperbaiki kinerja sektor pertanian, serta mendorong menjadi penyumbang pendapatan yang kompetitif bagi daerah.

“Saat ini posisinya memang paling bawah sebagai penyumbang PAD, padahal kami memiliki potensi lahan yang luar biasa,” lanjut Hera.

Palangkaraya memiliki luas wilayah sekitar 28 ribu hektare.

Dengan luas tersebut, ada 270 ribu jiwa yang hidup di dalamnya yang terbagi dalam lima kecamatan dan 30 desa.

Dari jumlah luas lahan itu, hanya tiga persen wilayah yang dimanfaatkan untuk permukiman dan fasilitas umum, sisanya masih berbentuk hutan, semak, hingga pertanian.

“Luas lahan yang masih tersedia memang sangatlah besar. Sebab, lahan untuk permukiman dan fasilitas lainnya hanya tiga persen. Luas lahan yang tersedia masih 97 persen dari 28 ribu hektare,” jelasnya.

Hera berharap Kementan memberikan dukungan lebih intensif baik melalui Kostratani ataupun Food Estate.

“Dengan ciri lahan gambut, kami tentu terus mencari potensi komoditi yang bisa dikembangkan di sini,” tegas Hera.

Mengoptimalkan lahan dan mendukung konsep Smart Economy, Kota Cantik memiliki mapping komoditi berdasarkan zonasi wilayahnya.

Dengan potensi lahan gambut besar, Sebangau pun ditunjuk sebagai sentra pengembangan padi rawa, sedangkan untuk sentra hortikultura dan buah, spot lahan yang ditunjuk adalah Bukit Batu.

Terkait dengan program Food Estate di Kalteng, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan masa depan cerah kini dimiliki pertanian Palangkaraya.

Stakeholder di sana harus diapresiasi karena terus bekerja menggenjot potensi wilayahnya.

“Dengan Kostratani, target daerah sebagai Smart Economy akan tercapai. Kostratani memiliki sistem yang bagus, dengan konsep digital dan penguatan SDM dan dilengkapi marketplace," paparnya.

Menjadi tandem bagi Kostratani, konsep Kota Cantik sebagai Smart Economy merupakan turunan dari dimensi Smart City. Dalam Smart Economy, Kalteng juga meletakan konsep perekonomian makro. (eno/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler